Bersama Ign Harjito (jaket hitam).—
Oleh: Dahlan Iskan --
Jokosp Sp
Coba tanyakan ke Ibu jual jamu gendong. Ibu punya ulegan di rumah, suka yang lurus saja atau yang model bengkok seperti itu?. Ibu Jamu : saya ini suka meracik bahan jamu, saya pintar meramu jamu seduh, apalagi untuk yang jadi spesialis bapak-bapak. Kok bapak-bapak?. Ibu Jamu : Ya konsumen terbesar saya itu bapak-bapak, baru ibu-bu. Keduanya saling melengkapi, saling mewarnai racikan jamu saya. Maksudnya?. Ibu Jamu : ya bapak-bapak sukanya yang bikin keras dan tahan lama. Ibu-ibu sukanya yang rapet-rapet dan keset. Bukannya itu saling melengkapi. Ke pertanyaan saya tadi belum dijelaskan?. Ibu Jamu : saya harus keduanya mewakili kebutuhan ibu-ibu dan bapak-bapak itu. Kalau pilihan di rumah ya sukanya yang keras, lama dan bengkok. Maksudnya yang bisa mengait gitu.......wkwkwkwk sambil tertawa tersipu. Terima kasih Bi Jamu.....besok kamis sore lagi ya mampir ke sini. Jamu bibik memang beda dengan jamu bikinan yang lain. Terima kasih den......mudahan tambah sehat. Ini den satu gelas jangan lupa bawakan buat ibu. Ya bi terima kasih.
Wilwa
Kisah Nyata diskusi Bai Ju Yi 白居易 (772-846) seorang penyair dan pujangga terkenal era Dinasti Tang (618-907) dengan Master Zen terkenal Niao Ke Dao Lin 鳥窠道林 (741-824). Pujangga: “ Master, bagaimana agar saya bisa menyatu dengan KEBENARAN?” Master menjawab: “Berbuat baiklah dan jangan berbuat jahat.” Pujangga: “Hahahahaha...Anak kecil saja tahu itu.” Master: “Benar, anak kecil saja tahu itu tapi dua orang tua bangka seperti kita ini TIDAK BISA MELAKUKANNYA.” Pujangga: ?????
Rihlatul Ulfa
Saat anda dengan rasa tidak bersalah memukul, menendang bahkan menghilangkannya dengan kekuasaan yang anda punya, dan sekarang menginginkan permohonaan maaf yang tulus dengan konpensasi yang anda akan beri, berharap bahwa setelah puluhan tahun luka pada mereka yang ditinggalkan juga bisa hilang. Berdiri di depan pintu ratusan kali, mengusap air mata hingga ribuan kali bahkan dalam keputusasaan paling rumit hanya menginginkan dimana makam para orang yang mereka sayangi dikubur. Bahkan mereka masih berfikir kalau sipenghilang paksa masih mempunyai hati untuk bisa mengubur jasad-jasad orang-orang yang mereka sayangi. Sepertinya itu menjadi pertanyaan paling sulit untuk mereka hadapi, bahwa mungkin mereka bahkan menghilangkannya dengan sesuka hati. Apakah laut harus bercerita?
Wilwa
Moral cerita: Praktek BERBUAT BAIK itu lebih penting daripada teori atau filsafat atau doktrin atau tafsiran dll seabrek. Praktek berbuat baik tanpa memandang suku, agama, golongan sosial,dll itu sesungguhnya sangat SULIT DILAKUKAN. Bahasa lainnya: KERJA NYATA dengan HASIL NYATA lebih penting dan lebih bermanfaat bagi masyarakat ketimbang menjadi filsuf atau AHLI TATA KATA SEMATA. Dan BACOTAN saya sungguh jauh berbeda dengan apa yang disebut BERBUAT BAIK itu sendiri :):):) Otokritik terhadap diri sendiri. Mentertawakan diri sendiri. :):):) Meneladani apa yang sering dilakukan Gus Dur. :):):)
Warung Faiz
Wah abah dapat tiket pengganti gratisan_saya lg berbaik sangka,jangan2 karena melihat wajah abah...bagaimana kalo mbaknya melihat wajah saya,kira2 dapat gratisan jg nggak iya..ups
Agus Suryonegoro III -
INI JUGA CERITERA TENTANG "BIYAYAKAN".. Sekitar tahun 2002. Saya dapat tugas di Singapore sendirian, yaitu nonton pameran telekomunikasi dan teknologi informasi, "Communic Asia", sekaligus ada seminarnya, di "Singapore Expo". Nah saat mau pulang, menjelang pulang, saat di hotel, semua keperluan dokumen di Bandara, saya kumpulkan jadi satu. Tiket pesawat dan paspor. Tetapi sesampai di Bandara, justru tiket dan paspor, tidak saya temukan. Maka, jelas, paniklah saya. Koper, tas, dan semua bawaan, saya bongkar, lagi, lagi, lagi. Tidak ketemu. Akhirnya saya ke Bandara lagi, ngejar waktu. Mikirnya nanti ajalah. Dan belum tahu nanti mau bagaimana setelah sampai bandara. Jadi saya naik taksi 3 kali pagi itu: Hotel - Bandara. Bandara - Hotel. Hotel - Bandara (lagi). Sesampai Bandara yang kedua, waktu boarding udah dekat. Begitu turun taksi, saya masih belum punya solusi. Tapi saya tetap lari-lari, kayak film India, dan mungkin juga kayak pak Dahlan, menuju counter check in. Langsung ikut antri juga. Sambil pikiran tetap kalut. Nanti kalau antrian udah sampai giliran saya, mau ngapain dan mau ngomong apa.. Pas udah tinggal 2 orang yang antri, tiba-tiba, saya tergerak tuk lihat "kantong koper" sempit itu. Saya "rogoh", ternyata yang saya cari f di situ. ### Langsung check in, boarding, terbang. Semua lancar. (Tiwas biyayakan, ora karuan)..
BACA JUGA:Tren Transaksi Tanpa Kartu Meningkat Pesat, Solusi Praktis di Era Digital
BACA JUGA:Kemudahan Klaim Asuransi Setelah Tiga Tahun Keanggotaan
Kang Sabarikhlas