Sepuluh Sungai di Sumsel Siaga Banjir
BANJIR: Kondiisi banjir di wilayah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Foto: dok/ist--
REL, Palembang - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII mengeluarkan peringatan siaga banjir untuk 10 sungai di Sumatera Selatan (Sumsel) akibat tingginya intensitas curah hujan di wilayah tersebut.
Kepala Tim Hukum dan Komunikasi Publik BBWS VIII Didi Zulfikar mengatakan, status siaga diberlakukan karena debit air sungai meningkat hingga 4-9 meter, sehingga aliran anak sungai terhambat dan berpotensi meluap.
"Status siaga ini berlaku untuk 10 sungai di Sumsel, yaitu Sungai Musi, Sungai Ogan, Sungai Rawas, Sungai Lematang, dan Sungai Rambang," ujar Didi di Palembang, Minggu (14/1).
Menurut Didi, dari 10 sungai tersebut, tujuh sungai berstatus siaga 1, yaitu kondisi dimana debit air sungai sudah mencapai 80-100 persen dari kapasitas normal.
BACA JUGA:Pemerintah Sumsel Siapkan Bantuan
BACA JUGA:Sean Dyche Komentari Kegagalan Calvert
Sungai-sungai yang masuk kategori ini adalah, Sungai Musi di Kota Palembang, Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Musi Banyuasin, dan Kabupaten Banyuasin. Sungai Ogan di Kabupaten Ogan Ilir, Sungai Rawas di Kabupaten Musi Rawas Utara dan Sungai Lematang di Kabupaten Muara Enim.
Sementara itu, dua sungai berstatus siaga 2, yaitu kondisi dimana debit air sungai sudah mencapai 60-80 persen dari kapasitas normal. Sungai-sungai yang masuk kategori ini adalah, Sungai Ogan di Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Sungai Lematang di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir.
Terakhir, satu sungai berstatus siaga 3, yaitu kondisi dimana debit air sungai sudah mencapai 40-60 persen dari kapasitas normal. Sungai yang masuk kategori ini adalah, Sungai Rambang di Kabupaten Muara Enim.
Didi menjelaskan, status siaga ini berkaitan dengan fenomena pasang surut Sungai Musi yang mencapai puncaknya pada bulan Desember dan Januari. Hal ini menyebabkan air sungai naik turun secara drastis dan mempengaruhi debit air sungai lainnya.
"Kami terus memantau perkembangan kondisi sungai-sungai di Sumsel melalui Automatic Water Level Recorder (AWLR) yang tersebar di berbagai titik. Kami juga berkoordinasi dengan pihak terkait seperti BPBD, Dinas PU, dan pemerintah daerah untuk mengantisipasi dampak banjir," kata Didi.
Didi mengimbau masyarakat yang tinggal di dekat bantaran sungai untuk waspada dan siap menghadapi kemungkinan banjir jika curah hujan harian tinggi. Ia juga meminta masyarakat untuk menjaga kebersihan saluran air baik di perumahan maupun di sungai, serta tidak membuang sampah sembarangan.
"Banjir bisa dicegah dengan menjaga lingkungan kita bersih dan sehat. Jangan sampai sampah menjadi penyumbat aliran air dan menimbulkan genangan yang lama surut. Mari kita bersama-sama menjaga sungai-sungai kita agar tetap berfungsi sebagai sumber kehidupan," tutup Didi. (*)