Mahkamah Agung Tolak Kasasi Sritex, Nasib Pabrik Tekstil Terbesar Indonesia di Tangan Kurator

Doc/Foto/Ist--

REL,BACAKORAN.CO – Mahkamah Agung (MA) resmi menolak permohonan kasasi yang diajukan oleh PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), perusahaan tekstil terbesar di Indonesia yang kini dinyatakan pailit. Keputusan ini menjadikan nasib Sritex sepenuhnya berada di tangan kurator yang ditunjuk untuk mengelola proses restrukturisasi atau likuidasi asetnya.

Sritex, yang sebelumnya menjadi ikon industri tekstil nasional, kini menghadapi masa depan yang tidak pasti. Pilihan kurator dalam melelang aset atau menghidupkan kembali perusahaan menjadi sorotan berbagai pihak, mulai dari kreditor, pemerintah, hingga masyarakat.

BACA JUGA:Petani Alih Profesi Jadi Bandar Narkoba

BACA JUGA:9 Daerah di Sumsel Siaga Banjir dan Longsor

Peluang Pemilik Lama Ikut Lelang

Menurut sejumlah pengamat, larangan bagi pemilik lama untuk ikut dalam lelang aset sering kali tidak efektif. Berbagai strategi seperti menggunakan perantara atau pihak ketiga dapat dilakukan untuk kembali menguasai aset. Namun, upaya tersebut memerlukan keberanian serta modal yang cukup besar untuk menghidupkan kembali operasional perusahaan yang pernah mempekerjakan 30.000 karyawan itu.

“Kalau ada yang berhasil memenangkan lelang dan menghidupkan kembali Sritex, ini akan menjadi langkah mulia. Tapi tantangannya berat, terutama menghadapi kompetisi produk tekstil dari Tiongkok,” ujar seorang pengamat industri tekstil.

BACA JUGA:Empat Pencuri Kotak Amal Masjid Terekam CCTV

BACA JUGA:Sudah Direncanakan, Rika Beli Racun Melalui Online Shop

Potensi Kreditor Menjadi Pemilik Baru

Dari daftar kreditor, IndoBharat, perusahaan asal India yang bergerak di industri bahan baku tekstil, disebut sebagai pihak yang berpeluang ikut lelang. Meski hanya memproduksi bahan baku, IndoBharat memiliki kapasitas finansial besar yang berpotensi menguasai aset Sritex.

Jika IndoBharat benar-benar mengambil alih, muncul kekhawatiran bahwa perusahaan nasional akan berubah menjadi asing. Namun, bagi ribuan karyawan, hal terpenting adalah terhentinya operasional pabrik dan ketersediaan lapangan kerja.

 

Kurator di Sorotan

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan