Doktor Malam
Teguh,.istri, anak-anaknya beserta para promotor dan penguji.----
“Soal coating tube boiler ini sebenarnya sampingan saja," ujar Teguh menjawab pertanyaan promotor. "Keahlian saya yang utama adalah vibrasi," tambahnya. Yakni vibrasi pada turbin pembangkit listrik.
Menurut Teguh, 60 persen kerusakan mesin itu timbul akibat kesalahan operasional. Misalnya akibat pemeliharaan yang kurang baik. Bisa juga mesin yang sudah waktunya dipelihara masih dipaksa jalan.
BACA JUGA:Pasal Dendam, Hegler Pukul Nata Hingga Kritis
"Mesin itu benda mati. Tidak bisa salah," katanya. "Jadi tidak ada istilah barang bekas di mesin. Yang ada adalah mesin yang dirawat dengan baik atau tidak," tambahnya. Setiap perawatan mesin, katanya, harus bisa mengembalikan mesin pada posisi baru.
Promotor Teguh membuka ''rahasia'' di balik raihan doktor di usia 58 tahun ini.
"Saya sering ditanya orang, Teguh itu doktor lulusan mana. Kok hebat," katanya.
"Saya jawab, lulusan UB. Karena itu saya lantas minta agar Teguh benar-benar kuliah S-3 di UB saja," katanya.
BACA JUGA:Polsek SU I Lidik Pelaku Tawuran di Silaberanti
Sang promotor adalah alumni teknik mesin UB tahun 86. Seangkatan dengan Teguh. Angkatan itu terkenal karena punya ''walisongo''. Yakni sembilan mahasiswa yang tidak kunjung lulus. Mereka tidak pernah punya niat untuk ikut ujian akhir. Mereka sibuk sebagai aktivis.
Akhirnya sembilan mahasiswa itu sepakat ikut ujian. "Kami semua lulus. Hanya satu yang tidak lulus yakni Teguh," katanya. Tapi ya itulah nasib orang. "Yang lulus seperti saya jadi dosen. Yang tidak lulus seperti Teguh jadi direktur utama perusahaan besar," guraunya.
Teguh sendiri akhirnya lulus juga. Itu, katanya, berkat dorongan ibunya.
Padahal Teguh sebenarnya sudah punya prinsip hidup sendiri. Yakni yang diajarkan kiainya waktu di pesantren: rezeki itu ada di mana-mana. Banyak sekali. Sebanyak langit dan bumi. Tinggal ikhtiar masing-masing.
Prinsip Teguh adalah pengabdian yang tulus dan sungguh-sungguh. "Waktu diangkat jadi dirut PJBS pun sebenarnya saya tidak suka," katanya. PJBS kini bernama Nusantara Power, cucu besar PLN.
Tapi itu bukan berarti Teguh ogah-ogahan. Selama ia memimpin, PJBS memiliki prestasi terbaik. Dari segala aspek penilaian perusahaan.
Sekarang pun, setelah pensiun dan bergelar doktor, Teguh akan tetap berjiwa pengabdi. "Kita ini tidak tahu kapan akan meninggal. Sepanjang masih diberi umur akan mengabdi untuk umum sekuat tenaga," katanya.