China Turunkan Impor Batubara, Tapi Ekspor Indonesia Masih Bisa Tangguh di Pasar Asia!
![](https://rakyatempatlawang.bacakoran.co/upload/17e31f25256a2547d8cfc731be498425.jpg)
Doc/Foto/Ist--
REL,BACAKORAN.CO - Indonesia tengah menghadapi potensi penurunan ekspor batubara ke China seiring dengan diterapkannya Undang-Undang Energi China yang mulai berlaku pada 1 Januari 2025. Meski demikian, produsen batubara Indonesia memperkirakan dampaknya tidak akan signifikan dalam jangka pendek.
Menurut Wakil Ketua Asosiasi Pemasok Energi Mineral dan Batubara Indonesia (Aspebindo), Fathul Nugroho, meskipun China berencana mengurangi ketergantungannya pada batubara dengan beralih ke energi terbarukan (EBT) seperti tenaga surya, angin, dan hidro, serta penggunaan energi nuklir dan LNG, penurunan permintaan batubara dari negara ini baru akan terasa pada jangka menengah hingga panjang.
Fathul memprediksi penurunan permintaan batubara China dapat mencapai 10%-15% per tahun dalam beberapa tahun mendatang. Namun, untuk tahun 2025, ekspor batubara Indonesia diperkirakan tidak akan mengalami penurunan yang signifikan.
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi Pertambangan (Pushep), Bisman Bakhtiar, menilai bahwa spesifikasi batubara Indonesia yang sesuai dengan kebutuhan China serta harga yang kompetitif masih akan membuat batubara Indonesia tetap diminati di pasar China, meskipun ada pengaruh dari kebijakan energi China.
Bisman memperkirakan penurunan ekspor batubara ke China hanya berkisar tidak lebih dari 10% dibandingkan tahun sebelumnya.
Meskipun ekspor ke China berpotensi menurun, produsen batubara Indonesia masih bisa mengalihkan perhatian ke pasar-pasar lainnya, seperti India, Jepang, dan Korea Selatan.
Permintaan batubara dari India diperkirakan akan meningkat 5%-8% pada tahun 2025, seiring dengan target pertumbuhan ekonomi India yang diperkirakan mencapai 6,5%-7%.
Penerapan Undang-Undang Energi China yang baru-baru ini disahkan, diharapkan dapat mendorong transisi energi hijau yang lebih berkelanjutan.
Namun, untuk jangka pendek, terutama pada tahun 2025, dampaknya terhadap ekspor batubara Indonesia ke China tidak diprediksi akan terlalu besar.
Dengan demikian, Indonesia masih memiliki kesempatan untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkan ekspor batubara ke pasar-pasar lainnya di Asia.***