Faktor Ekonomi Tidak Stabil, Harga Batu Bata Turun
Harga Batu Bata Turun, Pengrajin di OKU Timur Sebut Faktor Ekonomi Tidak Stabil. Foto : ist --
REL, OKU Timur - Harga batu bata di Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan, tengah mengalami penurunan yang signifikan.
Para pengrajin di daerah ini menyoroti faktor ekonomi yang dinilai tidak stabil sebagai pemicu utama dari penurunan tersebut.
Sujiono, seorang pengrajin batu bata yang beroperasi di Dusun Sumber Jaya, Desa Perjaya, Kecamatan Martapura, Kabupaten OKU Timur, menyebutkan bahwa saat ini harga batu bata telah mencapai Rp 380 per bata.
Angka ini menunjukkan penurunan signifikan dari kisaran sebelumnya yang berkisar antara Rp 400 hingga Rp 450 per bata.
BACA JUGA:Kasus Sabu Oknum Camat Berlanjut
BACA JUGA:Jaga Kondusifitas dan Menolak Hoax
Menurut Sujiono, penurunan harga ini dapat dipengaruhi oleh masa paceklik beberapa bulan yang lalu. "Turunnya harga ini mungkin karena faktor musim kemarau yang panjang kemarin.
Sehingga ekonomi menurun dan mempengaruhi daya beli masyarakat," ungkapnya.
Pengrajin tersebut juga menyoroti kondisi ekonomi yang masih terasa sulit setelah masa paceklik.
Hal ini tentu berdampak langsung pada penjualan batu bata, terutama menjelang Pemilu.
BACA JUGA:Barcelona Alami Krisis Cedera Terburuk
"Biasanya, saat banyak proyek yang dikerjakan oleh pemerintah, harga bata baru akan stabil."
"Namun, saat ini, kita tidak dapat banyak proyek. Alhasil, hasil produksi batu bata hanya cukup untuk mengganti tenaga saja," tambahnya.
Sujiono memaparkan bahwa dalam satu hari, ia mampu mencetak kurang lebih 1.500 bata.