Warisan Emas 1 Ton Keluarga Sisingamangaraja: Harta Rp1,6 Triliun yang Hilang!
![](https://rakyatempatlawang.bacakoran.co/upload/6dcbc1bc47169a08d23df2779bb53b6d.jpg)
Di tengah ketidakpastian ekonomi, emas kembali menjadi primadona investasi. Harga emas bahkan mencetak rekor tertinggi, mencapai Rp1,7 juta per gram.-ist-
REL, Jakarta - Di tengah ketidakpastian ekonomi, emas kembali menjadi primadona investasi. Harga emas bahkan mencetak rekor tertinggi, mencapai Rp1,7 juta per gram.
Fenomena ini membuat banyak orang melirik emas sebagai instrumen investasi jangka panjang.
Namun, tahukah Anda bahwa jauh sebelum tren ini, keluarga Sisingamangaraja sudah lebih dulu menabung emas hingga mencapai 1 ton?
Jika dikonversi ke nilai saat ini, harta tersebut setara dengan Rp1,6 triliun!
BACA JUGA:Partisipasi Tinggi! Warga Empat Lawang Antusias Ikut Cek Kesehatan Gratis
Jejak Emas Keluarga Sisingamangaraja
Keluarga Sisingamangaraja merupakan penguasa Negeri Toba di Tanah Batak, yang berkuasa sejak tahun 1530 hingga 1876.
Dalam kurun waktu 12 generasi, keluarga ini tidak hanya memimpin, tetapi juga menguasai perdagangan kapur barus—komoditas langka yang sangat diminati di pasar global, termasuk oleh pedagang Arab dan Eropa.
Sejarawan Augustin Sibarani dalam bukunya Perjuangan Pahlawan Nasional Sisingamangaraja XII (1988) mencatat bahwa sejak kepemimpinan Sisingamangaraja I, kerajaan ini telah berdagang kapur barus hingga ke berbagai belahan dunia.
BACA JUGA:Retret Kepala Daerah di Magelang Bisa Habiskan Rp 22 Miliar, Kontradiktif dengan Arahan Presiden
Tak hanya berdagang, mereka juga memonopoli pasar kapur barus di Sumatera Utara, menjadikan mereka salah satu keluarga terkaya pada masanya.
Emas, Perhiasan, dan Blue Diamonds Ceylon
Berbeda dari kebanyakan penguasa yang hidup mewah, para raja Sisingamangaraja justru memiliki kebiasaan menabung emas dan perhiasan.
Augustin Sibarani menyebut bahwa sejak Sisingamangaraja I hingga Sisingamangaraja X, mereka gemar mengumpulkan Blue Diamonds dari Ceylon dan intan-intan besar dari India yang dibawa melalui Barus.
BACA JUGA:Anggota DPR: Perekrutan PPPK Jadi Beban Berat bagi Negara
Namun, nasib emas tersebut berubah drastis saat terjadi serangan dari pasukan Padri pada tahun 1818.