Resmi! Kemendagri Pastikan Honorer R2/R3 Masih Bisa Digaji, Begini Penjelasannya

--
3. Pemda tidak diperbolehkan mengalokasikan anggaran bagi pegawai non-ASN yang diangkat tanpa mengikuti peraturan perundang-undangan sebagaimana dinyatakan dalam surat Menpan-RB Nomor B/5993/M.SM.01.00/2024 tertanggal 12 Desember 2024.
4. Non-ASN yang tidak terdaftar dalam database Badan Kepegawaian Negara (BKN), tetapi masih dalam proses seleksi, dapat tetap menerima gaji, sesuai arahan dari Menpan-RB.
BACA JUGA:Serapan Gabah Lampaui 100% Target Harian, Firliana: Pemerintah Tak Perlu Khawatir Darurat Pangan
Respon Positif dari Tenaga Honorer
Surat ini mendapat sambutan positif dari komunitas tenaga honorer, terutama dari kalangan Honorer Kategori 2 (K2).
Menurut Adiba, anggota Aliansi Honorer Nasional (AHN), surat Kemendagri ini menjadi solusi bagi honorer R2 dan R3 yang sudah dirumahkan.
Dengan adanya regulasi ini, gaji mereka tetap akan dianggarkan, memberikan kepastian bagi ribuan honorer yang sebelumnya terancam kehilangan penghasilan.
"Surat Kemendagri ini bisa menjadi dasar untuk menyelamatkan honorer R2/R3 yang sudah di-PHK. Sebab, nantinya mereka akan dialihkan ke PPPK paruh waktu," ujarnya.
Adiba juga mengimbau agar instansi pemerintah tidak memberhentikan tenaga honorer dengan alasan efisiensi anggaran.
Pasalnya, kebijakan efisiensi yang ditekankan oleh Presiden Prabowo Subianto lebih difokuskan pada penghematan perjalanan dinas dan kegiatan seremonial, bukan pada pemutusan kerja tenaga honorer.
BACA JUGA:PPPK Paruh Waktu Resmi Berlaku 2025: Solusi Baru bagi Tenaga Honorer Non-ASN
Kesimpulan
Dengan terbitnya surat terbaru dari Kemendagri ini, tenaga honorer yang sebelumnya terkena PHK kini memiliki harapan baru.
Kebijakan ini memberikan kepastian hukum bagi mereka yang masih dalam proses seleksi PPPK, serta memastikan bahwa mereka tetap mendapatkan hak gaji hingga statusnya resmi ditetapkan.
Pemerintah daerah diharapkan segera menindaklanjuti surat ini agar tidak terjadi pemutusan kerja tenaga honorer secara massal tanpa kepastian.