Masjid Agung Demak: Warisan Wali Songo yang Menjadi Magnet Wisata Religi di Era Modern

--
REL,Jawa Tengah - Masjid Agung Demak (MAD), yang berdiri megah di pusat Kabupaten Demak, Jawa Tengah, bukan sekadar bangunan ibadah, melainkan simbol kejayaan Islam di Nusantara dan peninggalan bersejarah dari era Kesultanan Demak.
Masjid yang diyakini didirikan pada akhir abad ke-15 oleh Raden Fatah ini menjadi salah satu pusat dakwah utama para Wali Songo di tanah Jawa, dan kini berkembang menjadi destinasi wisata religi yang terus menarik perhatian ribuan pengunjung dari berbagai daerah.
Masjid ini dikenal sebagai salah satu masjid tertua di Indonesia, yang memiliki nilai historis, arsitektur tradisional yang khas, serta kekuatan spiritual yang masih sangat dirasakan hingga kini.
Menyatu dengan kompleks pemakaman raja-raja Kesultanan Demak, kawasan Masjid Agung Demak terus hidup sebagai ruang ziarah, ibadah, dan pembelajaran sejarah Islam.
Pusat Spiritualitas dan Magnet Wisata Religi
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Demak, Endah Cahya Rini, mengungkapkan bahwa Masjid Agung Demak memiliki daya tarik luar biasa bagi masyarakat, baik dari aspek religi maupun budaya. Terlebih, masjid ini sarat dengan kisah spiritual yang melekat pada sosok para wali.
“Banyak peziarah dan wisatawan datang bukan hanya untuk menunaikan salat, tetapi juga untuk merasakan langsung aura spiritual yang ditinggalkan oleh para wali. Ini menjadi pengalaman religius yang sangat dalam bagi banyak orang,” ujarnya kepada NU Online Jateng pada Jumat (16/5/2025).
Menurut data resmi dari Dinas Pariwisata, selama periode libur awal Ramadan tahun ini, dari tanggal 27 Maret hingga 8 April 2025, kawasan Masjid Agung Demak mencatat kunjungan mencapai 155.847 orang.
Angka ini menempatkan MAD sebagai destinasi wisata religi nomor dua di Jawa Tengah, setelah kawasan Kota Lama Semarang dan Masjid Sheikh Zayed Solo.
Ziarah Makam Raja dan Jejak Para Wali
Selain sebagai tempat ibadah, kompleks MAD juga menjadi lokasi ziarah makam para pendiri dan pemimpin Kesultanan Demak, seperti Raden Fatah, Pati Unus, Sultan Trenggono, dan Sultan Prawoto.
Tidak hanya itu, terdapat pula jejak spiritual Syekh Maulana Maghribi, tokoh yang disebut-sebut sebagai perintis dakwah Islam di wilayah ini sebelum datangnya para Wali Songo.