Nasib Iran di Piala Dunia 2026 Terancam

POSE: Timnas Iran berpose sebelum pertandingan putaran ketiga Grup A Kualifikasi Asia AFC Piala Dunia FIFA 2026 melawan Qatar di Stadion Jassim Bin Hamad Doha, Qatar, pada 5 Juni 2025. Foto: Noushad Thekkayil/NurPhoto via Getty Images--

// Gejolak Politik Kian Membara

REL, Jakarta - Piala Dunia 2026 seharusnya menjadi panggung terbesar bagi sepak bola dunia. Namun, konflik geopolitik yang semakin memanas di Timur Tengah—khususnya antara Amerika Serikat dan Iran—telah menyeret turnamen ini ke dalam pusaran ketegangan internasional.

FIFA kini dihadapkan pada dilema besar: apakah Iran, yang sudah lolos sebagai tim keenam menuju putaran final, masih akan diizinkan bermain di Amerika Serikat—negara yang akan menjadi tuan rumah utama Piala Dunia mendatang?

Konflik antara Iran dan Amerika Serikat bukanlah hal baru, namun eskalasi terbaru menjelang Piala Dunia menjadikannya lebih rumit dari sebelumnya. 

Presiden AS saat ini, Donald Trump, secara terbuka membanggakan aksi militer terhadap target-target Iran. 

BACA JUGA:Naismith Dukung Rangers Datangkan Max Aarons

Dalam waktu singkat, ketegangan ini menjalar ke berbagai dimensi global, termasuk olahraga.

Dari 104 pertandingan yang akan digelar di Piala Dunia 2026, sebanyak 78 laga akan berlangsung di tanah Amerika Serikat. 

Negara yang tengah terlibat dalam konflik langsung dengan Iran ini tak hanya menjadi tuan rumah, tetapi juga salah satu kontestan di turnamen akbar tersebut.

Sementara itu, Gianni Infantino, Presiden FIFA, dikritik karena dinilai terlalu akomodatif terhadap kebijakan Trump, termasuk dalam insiden terbaru saat FIFA disebut-sebut menuruti desakan untuk menghapus pesan anti-rasisme dalam ajang Piala Dunia Antarklub di AS.

BACA JUGA:Real Madrid Gagal Dapatkan Gelandang Anyar

FIFA bukan kali ini saja menghadapi masalah negara-negara yang sedang berkonflik. 

Sebelumnya, Rusia dilarang berpartisipasi dalam kompetisi FIFA dan UEFA menyusul invasi ke Ukraina. 

Di awal 1990-an, Yugoslavia juga dilarang tampil akibat agresi militer di Bosnia-Herzegovina.

Dengan preseden seperti itu, Iran sangat mungkin mengalami hal serupa—terlebih mengingat sifat konflik saat ini yang bersifat terbuka dan melibatkan negara tuan rumah Piala Dunia.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan