Harga Kopi di Empat Lawang Anjlok, Petani Lesu

Reporter: Andika |

Editor: Andika |

Selasa , 24 Jun 2025 - 17:20

KEBUN: Ilustras aktifitas di perkebunan kopi di Sumatera Selatan. Foto: Istimewa/facebook.com--

Sejauh ini belum ada penjelasan resmi dari pihak Dinas Pertanian maupun Perdagangan Kabupaten Empat Lawang mengenai penyebab anjloknya harga kopi.

Namun, beberapa pelaku pasar menduga penurunan harga disebabkan oleh lemahnya permintaan dari luar daerah serta masuknya stok kopi dari wilayah lain yang berlimpah.

Selain itu, minimnya akses petani langsung ke pasar luar atau pengepul besar juga ditengarai menjadi penyebab rendahnya harga di tingkat petani.

Mayoritas petani masih bergantung pada tengkulak atau tauke yang memiliki kekuasaan dalam menentukan harga jual beli.

Pemerintah daerah diharapkan dapat turun tangan membantu para petani menghadapi krisis harga ini.

Beberapa usulan solusi yang muncul dari kalangan petani antara lain adalah pendampingan koperasi tani, penguatan sistem distribusi kopi, serta pelatihan pasca panen agar nilai jual biji kopi meningkat.

Jika dibiarkan, penurunan harga ini bukan hanya merugikan ekonomi petani, tetapi juga dapat mengancam kelestarian kebun kopi sebagai salah satu sektor unggulan pertanian di Kabupaten Empat Lawang. (*)

harga kopi di empat lawang anjlok, petani lesu                            rel, empat lawang – harga komoditas kopi di kabupaten empat lawang, sumatera selatan, kembali mengalami penurunan signifikan. bila sebelumnya sempat menyentuh angka rp 72.000 per kilogram, kini harga kopi di tingkat petani merosot hingga di bawah rp 50.000 per kilogram. 
kondisi ini membuat para petani kopi di wilayah tersebut merasa lesu dan cemas akan kelangsungan penghasilan mereka.
apip, salah seorang petani kopi asal empat lawang, mengaku dirinya baru saja menjual 29 kilogram biji kopi kering dengan harga rp 50.500 per kilogram.
ia memperoleh total sekitar rp 1,4 juta. namun, dibandingkan harga tertinggi saat panen awal, angka itu dirasa sangat jauh menurun.
baca juga:gelar lomba kreatif hani 2025
"tadi pagi saya jual 29 kilogram, dapatnya cuma rp 1,4 jutaan. per kilonya rp 50,5 ribu. harga kopi sekarang makin turun," ujar apip saat ditemui pada senin (23/6/2025).
apip menambahkan bahwa sepanjang musim panen tahun ini, penurunan harga terjadi secara bertahap namun konsisten. 
ia sempat menjual biji kopi dengan harga tertinggi rp 70.000-an per kilogram. setelah itu, harganya terus menurun: ke rp 65.000, lalu rp 56.000, hingga akhirnya turun lagi hari ini.
"kalau biji kopi yang masih basah atau kotor, sekarang harganya cuma sekitar rp 48.000 per kilogram. jadi bisa dibilang makin tak sebanding dengan kerja keras kami,” keluhnya.
baca juga:polres empat lawang gelar aksi bersih dan baksos religi serentak sambut hut bhayangkara ke-79
kondisi serupa juga dirasakan darma, petani kopi lainnya. ia menuturkan bahwa harga kopi saat ini sangat fluktuatif dan mayoritas menunjukkan tren penurunan.
"sekarang ada yang beli di harga rp 52 ribu, ada yang rp 53 ribu, bahkan ada yang hanya rp 49 ribu. padahal kemarin sempat tembus rp 70 ribuan. semoga bisa naik lagi seperti dulu,” harap darma.
fenomena penurunan harga kopi ini dikhawatirkan dapat memukul semangat petani, terutama yang menggantungkan hidup dari hasil panen tahunan ini. 
tidak sedikit petani yang berharap ada upaya dari pemerintah daerah atau pihak terkait untuk membantu stabilisasi harga dan membuka jalur distribusi yang lebih menguntungkan bagi petani.
baca juga:4 jalur mandiri unri 2025, simak cara daftar dan jadwal seleksinya
sejauh ini belum ada penjelasan resmi dari pihak dinas pertanian maupun perdagangan kabupaten empat lawang mengenai penyebab anjloknya harga kopi. 
namun, beberapa pelaku pasar menduga penurunan harga disebabkan oleh lemahnya permintaan dari luar daerah serta masuknya stok kopi dari wilayah lain yang berlimpah.
selain itu, minimnya akses petani langsung ke pasar luar atau pengepul besar juga ditengarai menjadi penyebab rendahnya harga di tingkat petani. 
mayoritas petani masih bergantung pada tengkulak atau tauke yang memiliki kekuasaan dalam menentukan harga jual beli.
baca juga:4 jalur mandiri unri 2025, simak cara daftar dan jadwal seleksinya
pemerintah daerah diharapkan dapat turun tangan membantu para petani menghadapi krisis harga ini. 
beberapa usulan solusi yang muncul dari kalangan petani antara lain adalah pendampingan koperasi tani, penguatan sistem distribusi kopi, serta pelatihan pasca panen agar nilai jual biji kopi meningkat.
jika dibiarkan, penurunan harga ini bukan hanya merugikan ekonomi petani, tetapi juga dapat mengancam kelestarian kebun kopi sebagai salah satu sektor unggulan pertanian di kabupaten empat lawang. (*)

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Koran Rel 25 Juni 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan