Angka Pernikahan di Lahat Naik-Turun

Reporter: Mael |

Editor: Mael |

Kamis , 26 Jun 2025 - 20:17

Abdul Kadir Sakni SS. Foto: dok/Istimewa--

menjadi 68 pernikahan pada Februari.

Namun, Maret menjadi bulan dengan catatan terendah, hanya 9 pasangan yang

menikah.

“Maret memang sepi. Tidak ada momen besar dan banyak yang menunggu waktu

yang dianggap lebih baik,” katanya menjelaskan.

Kondisi itu berbanding terbalik dengan bulan April, di mana terjadi lonjakan drastis

hingga 100 pasangan menikah. Abdul menduga hal ini erat kaitannya dengan

persiapan menjelang Hari Raya Idul Fitri.

“Banyak yang memilih menikah sebelum Lebaran, karena keluarga besar berkumpul

dan suasananya dinilai membawa keberkahan,” tambahnya.

Setelah April, angka kembali menurun di Mei menjadi 47 pernikahan, namun naik

lagi di bulan Juni. Hingga 25 Juni 2025, sudah tercatat 90 pasangan menikah di

bulan tersebut, menandai tren peningkatan kembali.

Abdul mengungkapkan bahwa hari besar keagamaan seperti Idul Fitri dan Idul Adha

angka pernikahan di lahat naik-turun                            rel, lahat — sepanjang semester pertama tahun 2025, kantor urusan agama
(kua) kecamatan lahat mencatat dinamika yang menarik dalam jumlah pernikahan.
sebanyak 383 pasangan resmi menikah dari januari hingga 25 juni 2025.
fenomena fluktuasi ini diyakini mencerminkan kecenderungan sosial dan budaya
masyarakat dalam memilih waktu untuk mengikat janji suci.
kepala kua kecamatan lahat, abdul kadir sakni ss, menyebutkan bahwa lonjakan
maupun penurunan angka pernikahan sangat dipengaruhi oleh momen hari besar
keagamaan serta perencanaan dari masing-masing pasangan.
“angka pernikahan itu sangat dinamis, bisa naik atau turun tergantung banyak hal.
biasanya meningkat saat mendekati hari raya, atau ketika masyarakat merasa
sudah siap secara pribadi maupun keluarga,” ujar abdul, dikutip dari lahat pos,
kamis (26/6/2025).
baca juga:gaji ke-13 asn muba sudah cair
pada bulan januari, kua lahat mencatat 69 pernikahan. angka ini turun sedikit
menjadi 68 pernikahan pada februari.
namun, maret menjadi bulan dengan catatan terendah, hanya 9 pasangan yang
menikah.
“maret memang sepi. tidak ada momen besar dan banyak yang menunggu waktu
yang dianggap lebih baik,” katanya menjelaskan.
kondisi itu berbanding terbalik dengan bulan april, di mana terjadi lonjakan drastis
hingga 100 pasangan menikah. abdul menduga hal ini erat kaitannya dengan
persiapan menjelang hari raya idul fitri.
“banyak yang memilih menikah sebelum lebaran, karena keluarga besar berkumpul
dan suasananya dinilai membawa keberkahan,” tambahnya.
setelah april, angka kembali menurun di mei menjadi 47 pernikahan, namun naik
lagi di bulan juni. hingga 25 juni 2025, sudah tercatat 90 pasangan menikah di
bulan tersebut, menandai tren peningkatan kembali.
baca juga:bupati muba hadiri haflah akhirussanah
abdul mengungkapkan bahwa hari besar keagamaan seperti idul fitri dan idul adha
menjadi magnet utama yang mendorong peningkatan jumlah pernikahan.
tak sedikit pasangan yang menunggu momen ini untuk melangsungkan pernikahan,
terutama karena kehadiran sanak saudara dari berbagai daerah.
selain itu, faktor-faktor personal juga turut berpengaruh. banyak pasangan memilih
untuk menikah setelah lulus kuliah, memiliki pekerjaan tetap, atau ketika secara
finansial sudah siap.
tak jarang pula mereka menunggu “tanggal baik” berdasarkan tradisi atau
perhitungan adat keluarga.
“kami memahami setiap pasangan punya pertimbangan sendiri. maka dari itu, kua
selalu siap memberikan pelayanan terbaik kapan pun masyarakat ingin menikah,”
tegas abdul.
baca juga:dapat penghargaan alumni kehormatan, bupati joncik muhammad bangga bertemu praja ipdn asal sumsel
kua kecamatan lahat terus berupaya meningkatkan fasilitas dan kenyamanan
pelayanan. proses pendaftaran pernikahan dilakukan sesuai syariat islam dan
aturan perundang-undangan yang berlaku, dengan bimbingan langsung dari
petugas.
“tujuan kami adalah memastikan semua proses berjalan lancar, sakral, dan sesuai
aturan. kami juga terbuka untuk konsultasi pranikah agar pasangan benar-benar
siap menjalani rumah tangga,” tutup abdul.
fluktuasi angka pernikahan ini menjadi potret kecil dari dinamika sosial di tengah
masyarakat lahat.
di balik angka-angka tersebut, tersimpan beragam harapan, perjuangan, dan awal
baru dari ratusan pasangan yang memulai perjalanan kehidupan rumah tangga. (*)