Kemendikdasmen Luncurkan Program PKK dan PKW di 33 Provinsi: Harapan Baru untuk Anak SMK Putus Sekolah

Kemendikdasmen Luncurkan Program PKK dan PKW di 33 Provinsi: Harapan Baru untuk Anak SMK Putus Sekolah-ist/net-

Rel, Bacakoran.co – Pemerintah kembali menegaskan komitmennya dalam menciptakan pendidikan yang inklusif dan berdampak nyata. 

Melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), diluncurkan Gerakan 1.000 Anak Putus Sekolah SMK Berdaya, sebuah inisiatif nasional yang menyasar siswa-siswa SMK yang putus sekolah untuk dibekali keterampilan kerja dan wirausaha.

Program ini memiliki dua pendekatan utama: Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW). Keduanya dirancang untuk menjawab persoalan nyata di masyarakat: minimnya akses pendidikan lanjutan bagi anak SMK putus sekolah dan meningkatnya angka pengangguran usia muda.

Dengan mengusung tema “Kembali Berdaya, Kembali Bermakna,” Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menegaskan bahwa pendidikan sejati adalah yang melahirkan kompetensi dan kemandirian, bukan sekadar selembar ijazah.

“Kami ingin memastikan setiap anak, termasuk yang pernah putus sekolah, tetap punya masa depan. Lewat PKK dan PKW, mereka dibekali keterampilan nyata, peluang kerja, dan semangat untuk berusaha,” ujar Mu’ti, Selasa (1/7/2025).

BACA JUGA:Mantan Gubernur Sumsel Alex Noerdin Resmi Jadi Tersangka Dugaan Korupsi Proyek Pasar Cinde

BACA JUGA:Dendam Lama, Dua IRT di Palembang Saling Lapor Usai Terlibat Pengeroyokan

Program ini telah digulirkan di 33 provinsi melalui kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan 245 Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), termasuk di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Peserta program akan mendapatkan sertifikat kompetensi (PKK), pendampingan usaha serta bantuan modal (PKW), dan akses jejaring industri (DUDI) serta UMKM lokal.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin, menyampaikan bahwa pelatihan akan berlangsung selama 1–2 bulan dan disesuaikan dengan potensi lokal dan kebutuhan dunia usaha. “Lulusan PKK ditargetkan bisa langsung kerja dalam waktu maksimal satu tahun. Sementara peserta PKW didorong untuk membangun usaha sendiri dengan pendampingan yang sistematis,” jelasnya.

Program ini mendapatkan sambutan positif dari DPR RI. Wakil Ketua Komisi X, Lalu Hadrian Irfani, menyebutnya sebagai “motor penggerak ekonomi lokal” dan menekankan pentingnya link and match dengan industri agar lulusan benar-benar siap kerja.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Purwanto, menambahkan bahwa pemetaan potensi lokal akan menjadi kunci keberhasilan program agar tepat sasaran dan memberikan dampak berkelanjutan.

Contoh nyata dari dampak program ini terlihat di LKP Dwi Tunggal, Subang, Jawa Barat, yang melatih 14 anak SMK putus sekolah. Salah satunya adalah Nabila Aditya (19), yang berhenti sekolah karena himpitan ekonomi dan kini kembali mengejar mimpinya di bidang tata busana.

“Dulu saya berhenti sekolah dan harus bekerja serabutan untuk membantu nenek dan dua adik saya. Tapi sekarang saya diberi kesempatan lagi untuk belajar menjahit. Ini seperti menghidupkan kembali mimpi saya,” tutur Nabila haru.

BACA JUGA:Anaknya Tidak Diikutsertakan Seleksi Ke Juprov 2024, Yudistira Lapor Polisi

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan