Karam Darat

--
"reformator" dan "koruptor."
Dilema Sang Atlas yang Memikul Dua Dunia
Ironi ini dimulai dari sebuah dilema klasik BUMN Indonesia: bagaimana mencari keuntungan sambil
memikul beban sosial yang tidak pernah menguntungkan.
ASDP bukan sekadar perusahaan pelayaran biasa—ia adalah Atlas yang harus menopang dua dunia
sekaligus.
Di satu sisi, mereka harus bersaing dengan operator swasta yang bebas memilih rute profitable.
Di sisi lain, mereka harus menjalankan rute perintis ke daerah 3T yang pasti merugi, karena itu adalah
amanah negara untuk pemerataan akses transportasi.
Bayangkan, menjalankan bisnis di mana setiap bulan Anda harus memproduktifkan rute Merak-
Bakauheni yang menguntungkan untuk menutup kerugian rute ke Pulau Weh, Morotai, atau Sabang
yang penumpangnya seadanya.
Pesaing swasta? Mereka cukup mengambil rute yang manis-manis saja.
Dalam kondisi seperti ini, akuisisi PT Jembatan Nusantara dengan 53 kapalnya bukan sekadar ambisi
ekspansi—ini adalah strategi survival yang masuk akal. Bukan membeli kapal kosong yang masih harus