Polres Lahat Bentuk Dua Tim Selidiki Ambruknya Jembatan Air Lawai

kondisi ambruknya Jembatan Air Lawai oleh empat unit mobil. foto : ist--
REL, Lahat – Polres Lahat membentuk dua tim khusus untuk menyelidiki kasus ambruknya Jembatan Air Lawai B yang terjadi Minggu malam (29/6), akibat dilintasi empat truk angkutan batu bara secara bersamaan. Satreskrim fokus mendalami unsur kelalaian, sedangkan Satlantas menelusuri pelanggaran over dimension and over load (ODOL).
“Kami mendalami kemungkinan adanya pelanggaran dimensi dan beban kendaraan. Hal ini penting untuk menegakkan aturan dan mencegah kejadian serupa. Begitupun unsur kelalaiannya,” kata Kapolres Lahat, AKBP Novi Edyanto, S.I.K., M.I.K.
Dari empat sopir truk yang terlibat, baru satu orang yang telah diperiksa. Sementara tiga sopir lainnya sempat dirawat di rumah sakit di wilayah Lampung dan akan segera dimintai keterangan. “Tim penyidik dari Polres Lahat telah dikirim untuk melakukan pemeriksaan di sana,” jelas Kapolres.
BACA JUGA:Desak Percepatan Proyek Bendungan Tiga Dihaji
Truk pertama, Mitsubishi tronton bernopol BG 8325 EK bermuatan batu bara dari PT Duta Bara Utama (DBU) Tanjung Enim menuju stockpile di Kabupaten PALI. Truk transportir lokal PT Tiga Putri Bersaudara (TPB), milik Leman yang merupakan ayah Wakil Bupati Lahat Widia Ningsih, dikemudikan oleh Nopan (32), warga Simpang Belimbing, Muara Enim, yang selamat tanpa luka.
Tiga truk lainnya, bermerek Hino dengan nopol BE 8104 AU, BE 8490 AUD, dan BE 8785 AUD, milik transportir PT Mega Rizky Jaya Sejahtera (MRJS). Truk-truk tersebut mengangkut batu bara dari PT Tri Mandiri Perkasa (TMP) Lahat menuju Provinsi Lampung.
Truk Hino BE 8104 AUD disopiri Budianto (45), selamat tanpa cedera. Truk Hino BE 8490 AUD disopiri Khairul (60), mengalami luka retak kaki kanan dan robek di kepala, sempat dirawat di RSUD dr HM Rabain Muara Enim. Sedangkan truk Hino BE 8785 AUD disopiri Joni (29) mengalami sakit di pinggang, juga sempat dirawat di rumah sakit yang sama.
BACA JUGA:Forkompinda Sambut Kepulangan Jamaah Haji
Menurut keterangan Kapolsek Merapi Barat Iptu Chandra Kirana, truk Mitsubishi BG 8325 EK melaju dari arah Muara Enim menuju Lahat, sementara tiga truk Hino melaju beriringan dari arah Lahat menuju Muara Enim. Saat bersamaan melintasi jembatan, struktur jembatan tak mampu menahan beban berat dan langsung ambruk.
“Datang tiga truk itu beriringan, langsung ambruk jembatan. Truk saya langsung termundur lagi,” ujar Nopan, sopir Mitsubishi.
Kapolres Lahat menambahkan, selain memeriksa sopir, penyidikan juga akan menyasar pemilik agen tunggal pemegang merek (ATPM) kendaraan untuk mengecek ada tidaknya perubahan spesifikasi kendaraan. “Termasuk juga karoseri pembuat bak truk,” ungkapnya.
Kasat Reskrim Polres Lahat, AKP Redho Rizki Pratama, S.Trk., S.I.K., M.Si., memimpin Tim 1 yang mendalami unsur kelalaian sesuai Pasal 360 KUHP. “Kami sudah memeriksa pengatur jalur (traffic man), transportir, dan perusahaan tambang pemilik muatan,” ujarnya.
BACA JUGA:Pemkab Muba Ikut Rakor dan Sosialisasi Aksi Digitalisasi Layanan Publik
Sementara itu, Kasat Lantas Polres Lahat, Iptu Dr. Jhoni Albert, S.H., M.H., M.M., yang memimpin Tim 2, fokus pada penegakan aturan ODOL dan bersinergi dengan Dishub Provinsi Sumsel maupun Kabupaten Lahat. “Kami siap mendukung implementasi Instruksi Gubernur Sumsel,” tegasnya.