Bahan Bakar Mahal, Pakan dari Luar

Erwin Ibrahim. Foto: Istimewa--
// Pemkab Harap Perhatian Pusat
REL, Banyuasin – Sebagai salah satu lumbung perikanan dan pertanian di Sumatera Selatan, Kabupaten Banyuasin menghadapi sejumlah tantangan serius yang dikeluhkan para nelayan dan petani. Sekretaris Daerah (Sekda) Banyuasin, Erwin Ibrahim, mengungkapkan bahwa mahalnya harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi kendala utama bagi operasional nelayan, khususnya nelayan tangkap skala kecil.
Erwin Ibrahim menjelaskan bahwa keluhan mengenai bahan bakar mahal ini sudah ia sampaikan kepada anggota DPRD Sumsel. "Nelayan terkendala pada bahan bakar yang mahal," kata Erwin. Kondisi ini sangat memberatkan, terutama bagi mereka yang bergantung pada melaut setiap hari.
Tak hanya nelayan tangkap, nelayan budidaya juga menghadapi masalah. Mereka mengeluhkan harga pakan yang tinggi karena harus didatangkan dari Lampung. "Pakan dari Lampung, jadi tidak terlalu untung," beber Erwin. Akibatnya, berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai tukar nelayan di Banyuasin masih berada di angka 100, menandakan minimnya keuntungan yang mereka peroleh.
BACA JUGA:Dokter Gigi Digerebek Suami di Lubuklinggau
Meski demikian, Banyuasin tetap menunjukkan potensi besar di sektor perikanan. Pada tahun 2024, produksi perikanan Kabupaten Banyuasin mencapai 108.812 ton, dengan rincian 62.470,68 ton dari perikanan tangkap dan 45.658,32 ton dari perikanan budidaya. Sebagian besar hasil ikan ini bahkan diekspor ke luar negeri.
Di sektor pertanian, Banyuasin merupakan penghasil beras ketiga secara nasional dengan luas wilayah 12.262,75 Km². Namun, daerah ini menghadapi kendala pada hilirisasi produk pertanian, di mana para petani masih menjual gabah mereka ke Lampung. "Ini dikarenakan Banyuasin belum memiliki teknologi yang dapat mengolah hasil tani," jelas Erwin.
Oleh sebab itu, Pemerintah Kabupaten Banyuasin sangat mengharapkan dorongan dan perhatian dari pemerintah pusat maupun provinsi untuk mengatasi berbagai kendala ini. Dengan potensi yang begitu besar, dukungan teknologi dan kebijakan yang tepat diharapkan dapat mengoptimalkan kesejahteraan nelayan dan petani di Banyuasin. (*)