Kesempatan Terakhir dari Thomas Frank?

Richarlison. Foto: Julian Finney/Getty Images--

REL, London – Kehadiran penyerang asal Brasil, Richarlison, dalam skuad utama Tottenham Hotspur musim ini masih menyisakan tanda tanya besar di kalangan penggemar. Sempat diyakini akan angkat kaki dari London Utara pada jendela transfer musim panas lalu setelah performa mengecewakan di bawah manajer sebelumnya, The Lilywhites secara mengejutkan memutuskan untuk mempertahankan sang pemain.

Manajer Thomas Frank tampaknya memberikan kesempatan terakhir bagi pemain berusia 28 tahun itu untuk membuktikan kualitasnya di N17. Namun, inkonsistensi yang menjadi momok Richarlison kembali menghantui.

Richarlison memulai kampanye musim ini dengan cukup menjanjikan. Dua golnya saat melawan Burnley di awal musim sempat membangkitkan harapan suporter bahwa investasi besar klub akhirnya akan terbayar.

Sayangnya, kilatan harapan itu meredup dengan cepat. Sejak performa apiknya tersebut, Richarlison hanya mampu mencetak satu gol dalam sembilan penampilan terakhirnya untuk Spurs. Pola ini sudah akrab bagi para pendukung: Richarlison menampilkan performa apik dalam waktu singkat, tetapi gagal mempertahankannya dalam jangka panjang.

BACA JUGA:Mentalitas Mohamed Salah Mirip Cristiano Ronaldo

Inkonsistensi ini mulai mengikis kesabaran suporter. Bukan hal yang mengejutkan jika Tottenham mempertimbangkan untuk melepasnya pada jendela transfer mendatang.

Keputusan Tottenham merekrut Richarlison dari Everton pada tahun 2022 dengan mahar £60 juta kala itu tidak terlalu dipertanyakan. Sang penyerang adalah salah satu pemain terbaik di Liga Primer, dikenal karena dinamisme, etos kerja, dan naluri mencetak golnya. Namun, kariernya di Hotspur Way jauh dari kata memuaskan. Richarlison terlihat seperti bayangan dirinya saat membela The Toffees.

Kekecewaan ini turut disuarakan oleh pakar sepak bola, Jamie O’Hara. Berbicara di talkSPORT (via Everton News), O'Hara menyebut transfer Richarlison sebagai "massive miss" atau kegagalan besar.

"Saya pikir semua orang percaya dia adalah rekrutan yang bagus. Dia melakukan pekerjaan brilian di Everton. Menyelamatkan mereka di Liga Primer. Dia adalah penyelamat tunggal, tapi dia belum berhasil di sini," ujar O'Hara.

BACA JUGA:Burkina Faso Gagal Lolos ke Babak Kualifikasi Lanjutan

Mantan pemain Spurs itu menambahkan, "Dia memulai musim ini dengan baik, dan saya rasa dia mungkin akan menjadi starter. Tapi, harus saya katakan, untuk £60 juta yang kami keluarkan, ini adalah kegagalan besar. Sangat disayangkan karena dia punya bakat."

Komentar O'Hara mencerminkan sentimen umum: cedera, inkonsistensi, dan kurangnya kepercayaan diri telah membuat Richarlison gagal memenuhi ekspektasi sebagai pemain termahal klub.

Meskipun demikian, Richarlison masih memiliki kesempatan untuk membalikkan nasibnya. Dengan cedera yang menimpa Dominic Solanke—rekan lini serangnya—Richarlison kini memiliki kesempatan lain untuk memimpin lini serang Spurs.

Periode ini bisa menjadi penentu bagi masa depannya di klub. Manajer Thomas Frank berharap sang pemain Brasil dapat menemukan kembali bentuk terbaiknya dan bermain tanpa beban. Richarlison selalu dikenal sebagai pemain yang berbasis pada kepercayaan diri, berkembang pesat ketika ia merasa didukung penuh oleh manajernya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan