Burkina Faso Gagal Lolos ke Babak Kualifikasi Lanjutan

POSE: Timnas Burkina Faso berpose sebelum pertandingan Grup E antara AS dan Burkina Faso saat Piala Dunia FIFA U-17 di Stadion Internasional Jakarta pada 15 November 2023. Foto: Alex Caparros - FIFA via Getty Images--

° Piala Dunia 2026

REL, Ouagadougou — Mantan finalis Piala Afrika, Burkina Faso, harus menelan pil pahit setelah dipastikan gagal melaju ke babak kualifikasi lanjutan Piala Dunia 2026 di Zona Afrika. Kegagalan ini dipicu oleh keputusan kontroversial yang dikeluarkan oleh Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) terkait perhitungan poin tim peringkat kedua terbaik.

Di bawah format baru kualifikasi Afrika, sembilan juara grup otomatis lolos ke Piala Dunia 2026, sementara empat tim peringkat kedua terbaik akan melaju ke babak play-off antar-konfederasi.

Burkina Faso, yang menempati peringkat kedua di grup mereka, secara menyakitkan berada di peringkat kelima dalam klasemen tim peringkat kedua terbaik, hanya kalah tipis satu gol dari Nigeria yang menempati posisi keempat.

Pada bulan Maret, menjelang putaran akhir pertandingan, CAF mengeluarkan keputusan yang menyatakan bahwa hanya delapan dari sepuluh pertandingan kualifikasi yang akan dihitung untuk menentukan peringkat tim di posisi kedua. Keputusan ini menghapus hasil pertandingan setiap tim melawan tim yang finis di posisi keenam dalam grup mereka.

BACA JUGA:Jangan Jual Gabriel Jesus di Januari!

Alasan di balik keputusan yang disebut "belum pernah terjadi sebelumnya" ini adalah mundurnya Eritrea dari babak kualifikasi sebelum dimulai, yang menyebabkan satu grup hanya berisi lima tim. Untuk menciptakan kesetaraan jumlah pertandingan yang dihitung (delapan laga), hasil melawan juru kunci di grup lain pun ditiadakan.

Ironisnya, keputusan ini memukul telak Burkina Faso. Mereka sebenarnya berhasil mengumpulkan 21 poin di grup mereka, jauh lebih banyak dari Nigeria yang hanya mengumpulkan 17 poin. Namun, Burkina Faso berhasil menghajar Djibouti (tim juru kunci Grup A) dengan skor telak 6-0 dan 4-1. Kedua hasil kemenangan besar inilah yang akhirnya dihapus akibat aturan baru CAF.

Sebaliknya, Nigeria yang lolos, berada di Grup C yang lebih kompetitif dan hanya mencatat dua hasil imbang 1-1 melawan Zimbabwe.

Mundurnya Eritrea dari babak kualifikasi disebabkan oleh kekhawatiran rezim otoriter di negara tersebut. Dilaporkan bahwa pemerintah Eritrea khawatir para pemainnya akan mencoba mencari suaka politik di negara lawan selama pertandingan tandang jika mereka ikut berkompetisi.

BACA JUGA:Serigala Inggris Incar Yuri Alberto

Eritrea adalah negara yang berada di bawah kediktatoran totaliter, dengan People's Front for Democracy and Justice sebagai satu-satunya partai politik yang sah. Negara tersebut juga memiliki peringkat rendah dalam Indeks Pembangunan Manusia (peringkat ke-178 dari 193 negara). Bahkan, Eritrea tidak bertanding dalam pertandingan internasional selama lebih dari lima tahun sejak Januari 2020.

Meskipun mundurnya Eritrea meninggalkan lubang di Grup E, tim di grup tersebut, Niger, justru menjadi korban lain dari keputusan CAF. Niger finis di posisi kedua di grup mereka, memiliki poin yang sama dengan Nigeria dalam klasemen peringkat kedua, tetapi kalah selisih gol yang cukup jauh.

Pada akhirnya, Nigeria yang beruntung dan akan melaju ke babak play-off antar-konfederasi bersama tiga tim peringkat kedua terbaik lainnya: Gabon, DR Congo, dan Kamerun. Burkina Faso, yang tampil impresif di lapangan, harus mengubur mimpi mereka untuk lolos ke putaran utama Piala Dunia 2026.

Keputusan CAF ini tentu menimbulkan perdebatan sengit mengenai keadilan kompetisi di tengah masalah geopolitik yang memengaruhi partisipasi sebuah negara. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan