Palsukan BBM dan Gas Bumi, Tiga Terdakwa Dituntut 2,5 Tahun

Tiga Terdakwa kasus pemalsuan BBM dan Gas Bumi dituntut 2,5 Tahun. Foto : ist--

Selanjutnya pada hari Minggu tanggal 26 November 2023, terdakwa I menjelaskan kepada terdakwa lll  bahwa kapal akan tiba di Palembang sekira tanggal 30 November 2023,kemudian terdakwa I dan terdakwa lll  pergi ke Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan untuk membeli minyak dari PARJI (DPS) berupa minyak sulingan/olahan yang berasal dari tempat penyulingan minyak tradisional di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin, sebanyak 350 ton. Adapun minyak sulingan sebanyak 100.000 liter, telah dibayar secara tunai dengan harga Rp 8.800 per liter, dengan total pembayaran sebesar Rp 880 juta.

Sedangkan untuk minyak sulingan sebanyak 250.000  liter, dijual seharga Rp 9.000 per liter, dengan total pembayaran sebesar Rp 2.250.000.000,- (dua miliar dua ratus lima puluh juta rupiah), dikarenakan akan dibayarkan setelah minyak sulingan tiba di Pontianak, dikarenakan terdakwa I mengenal seseorang yang akan membeli minyak sulingan tersebut.

Bahwa PARJI (DPS) meniru atau memalsukan Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi dengan cara minyak mentah hasil dari pengeboran sumur illegal dimasukkan ke dalam tungku yang ada di tempat masakan minyak tersebut.

Kemudian minyak dimasak selama ± 10 (sepuluh) jam menggunakan api yang dibantu dengan mesin blower hingga mengeluarkan uap, lalu uap yang dihasilkan akan dialirkan ke tempat panampungan.

Selanjutnya akan menghasilkan minyak yang pertama yaitu minyak bensin dengan ciri-ciri apabila disentuh menggunakan tangan maka akan terasa dingin dan warna jernih kemudian diambil dari tempat penampungan untuk dipindahkan ke drum, kemudian pada jam berikutnya akan menghasilkan minyak tanah dengan ciri-ciri apabila disentuh akan terasa hangat dan warna jernih dan yang terakhir akan menghasilkan minyak solar dengan ciri-ciri apabila disentuh terasa hangat serta warna kekuningan kemudian diambil untuk dipindahkan ke dalam drum dan siap untuk dijual.

Bahwa untuk dokumen perjalanan kapal, terdakwa I membuat surat fiktif dan mengirimkan soft copy file surat tersebut kepada terdakwa II berupa surat penunjukan keagenan dari PT. Parama Iswara Sentosa Nomor : 001/SPK/29/11/2023 tanggal 29 November 2023 yang ditandatangani oleh Ade Irma dan Shipping Instruction Nomor : 136/BJP-SI/IX/2023 tanggal 29 November 2023 yang ditandatangani Ade Irma.

Kemudian  Selanjutnya pada tanggal 19 November 2023, terdakwa II mengirimkan soft copy file surat tersebut kepada terdakwa l, yang merupakan karyawan PT. Karya Artha Sriwijaya (bergerak di bidang jasa keagenan kapal) yang berkantor di Jl. Veteran Nomor 1 C Kelurahan Kuto Batu Kecamatan Ilir Timur II Palembang.

Selanjutnya terdakwa l  mengurus perizinan kegiatan kapal tersebut, sehingga terbitlah Surat Kedatangan Kapal, Surat Persetujuan Kegiatan Pemuatan Barang Berbahaya Nomor : SLO10.IDPLM.1223.000051 tanggal 2 Desember 2023, Surat Persetujuan Berlayar tanggal 6 Desember 2023 dan Surat Persetujuan Olah Gerak Nomor : SPOG.IDPLM.1123.0010671 tanggal 30 November 2023 dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Palembang.

Kemudian surat-surat tersebut diberikan kepada saksi ALFIAN selaku nakhoda saat kapal tiba di Palembang dan berlabuh di dermaga milik PT. Lautan Dewa Energi yang terletak di Jl. Belabak Kelurahan 3 Ilir Kecamatan Ilir Timur II Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan.

Sehingga saat PARJI mulai mengirimkan minyak sulingan tersebut pada hari Jumat tanggal 1 Desember 2023, saksi ALFIAN mau menerima minyak sulingan tersebut, karena di dalam Shipping Instruction Nomor : 136/BJP-SI/IX/2023 tanggal 29 November 2023 yang ditandatangani oleh ADE IRMA tertulis bahwa barang yang dibawa adalah HSD B30 yang merupakan minyak solar non subsidi.

Bahwa dikarenakan PT. Lautan Dewa Energi tidak menerima bongkar muat minyak illegal, sehingga PARJI mengirimkan minyak sulingan berupa solar tiruan dengan menggunakan mobil tangki biru putih tanpa merek, dengan tujuan agar minyak sulingan tersebut terlihat seperti minyak solar resmi. Adapun proses pemuatan minyak sulingan tersebut dilakukan sejak tanggal 1 Desember 2023 sampai dengan tanggal 6 Desember 2023, yang diterima oleh terdakwa II CHANDRA Bin SUHAIMI (Alm) (adik kandung terdakwa I). Saat menerima minyak sulingan tersebut, terdakwa I tidak menerima surat atau dokumen pembelian minyak yang resmi dari PT. Pertamina.

Kemudian pada hari Kamis tanggal 7 Desember 2023 sekira pukul 00.30 WIB, saksi SUSIANTO dan tim yang merupakan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas di Komando Resor Militer 044/Garuda Dempo Komando Daerah Militer II/Sriwijaya mendatangi dermaga tersebut dan mendapati 1 (satu) unit kapal SPOB Trans Kalimantan nomor lambung 02 sedang bersandar. Setelah saksi SUSIANTO dan tim melakukan pengecekan, di dalam kargo kapal tersebut didapati minyak olahan/penyulingan sebanyak   + 350 (tiga ratus lima puluh) kilo liter (ton). Kemusdian saksi SUSIANTO melakukan pengambilan sampel, yang mana saksi SUSIANTO mencium bau yang sangat menyengat dari bahan bakar minyak jenis solar tersebut, sehingga saksi SUSIANTO mencurigai minyak tersebut bukanlah bahan bakar minyak standar pemerintah.

Kemudian sekira pukul 03.00 WIB, dilakukan pengamanan terhadap saksi ALFIAN selaku nakhoda dan saksi RAHMATULLAH selaku Mualim, lalu dibawa ke Markas Komando Intelrem 044/Garuda Dempo. Setelah diiterogasi, kemudian saksi ALFIAN dan saksi RAHMATULLAH dibawa ke Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Sumatera Selatan.

Bahwa terhadap barang bukti minyak telah dilakukan pemeriksaan oleh PT. Kilang Pertamina International Laboratorium Refinery Unit III Plaju, sesuai dengan Hasil Analisis (Analysis Report) nomor : 062/KP146240/SE/2023S2 tanggal 9 Desember 2023, dengan hasil berdasarkan keterangan ahli bahwa terhadap sampel barang bukti minyak tersebut tidak memenuhi standar dan mutu spesifikasi BBM yang dipasarkan di dalam negeri sehingga tidak layak untuk dipasarkan dan termasuk dalam kategori minyak yang diolah melalui proses ilegal. (pad).

Tag
Share