Tambang Franklin
Tambang Franklin.--
Oleh: Dahlan Iskan
Mampukah NU memiliki tambang batu bara dan mengelolanya?
Memilikinya pasti mampu.
Mengelolanya? Apalagi yang bisa membuat tambang itu tidak haram?
Pengelolaan tambang itu banyak tahapnya: perencanaan teknis, perencanaan bisnis, perencanaan RAB untuk perizinan operasi, perencanaan operasi di lapangan. Lalu perencanaan penjualan, pengapalan dan ekspor.
BACA JUGA:Kasus Pemukulan Bocah oleh Oknum Lapas Sepakat Berdamai
BACA JUGA:Belum Ada Calon Pesaing Joncik
Semua itu NU pasti mampu. Jangankan NU, para perusuh Disway pun mampu. Di semua bidang itu ada konsultannya. Banyak konsultan profesional di bidang-bidang tersebut.
Memilih mana konsultan yang terbaik itulah pekerjaan utama NU. Akan banyak juga konsultan 'lillahi ta'ala' yang mengajukan diri. Jangan mudah termakan rayuan. Tetap pilih yang terbaik meski tidak 'lillahi ta'ala'.
Ujian pertama adalah itu: memilih konsultan perencanaan. Mampukah NU melakukan proses pemilihan yang tidak haram.
Penunjukan konsultan tentu baru dilakukan setelah izin tambang didapat secara resmi. Tapi itu bukanlah satu-satunya izin. Banyak sekali perizinan yang masih harus diurus setelah itu. Semuanya tidak mudah --pun bila ada nama NU di belakangnya.
BACA JUGA:Temuan Cacing Hati pada Lima Sapi Kurban di RPH Majeluk Mataram
BACA JUGA:Rifda Irfanaluthfi Berharap Mencetak Sejarah untuk Indonesia di Olimpiade Paris 2024
Untuk semua itu NU tidak cukup dibantu para konsultan. NU perlu bantuan Bung Karno dan Bung Hatta. Bahkan mungkin perlu bantuan Presiden Amerika Serikat terhebat dalam sejarah: Benjamin Franklin.