Hizbullah: Israel Berambisi Kuasai Wilayah Arab dan Bergantung pada AS
Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, mengungkapkan bahwa Israel tidak hanya berusaha menguasai Palestina, tetapi juga berniat menguasai seluruh wilayah Arab.-(Doc/Photo.ist)-
REL,BACAKORAN.CO – Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, mengungkapkan bahwa Israel tidak hanya berusaha menguasai Palestina, tetapi juga berniat menguasai seluruh wilayah Arab. Dalam pernyataannya pada 15 Oktober 2024, Qassem menekankan bahwa agresi Israel di Jalur Gaza, Lebanon selatan, serta wilayah Irak dan Suriah tidak mungkin terjadi tanpa dukungan Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Eropa, termasuk Inggris dan Jerman.
BACA JUGA:KPK Periksa Bos Perusahaan Penyewaan Pesawat Terkait Dugaan Korupsi di Papua
BACA JUGA:Geger! 10 Sekolah Keagamaan Kristen Resmi Jadi Negeri, Ini Daftarnya!
“Israel adalah penduduk ekspansionis yang tidak puas dengan Palestina, namun menginginkan seluruh wilayah Arab,” ujar Qassem. Ia menambahkan, “Jika bukan karena Amerika Serikat, Israel tidak akan mampu melakukan apa yang mereka lakukan sekarang,” Merujuk pada serangan brutal terhadap warga sipil di Palestina dan Lebanon selatan.
Qassem menegaskan bahwa Hizbullah berhak menargetkan lokasi-lokasi tertentu di Israel sebagai bagian dari perlawanan terhadap pendudukan. “Kami berhak menargetkan titik mana pun di Israel dan kami akan memilih titik yang kami anggap tepat,” katanya. Ia menegaskan bahwa perjuangan antara Lebanon dan Palestina tidak bisa dipisahkan, menyatakan, “Kita tidak dapat memisahkan Lebanon dari Palestina, atau wilayah ini dari Palestina.”
BACA JUGA:Kemenag Tegaskan, Tidak Ada Larangan Menikah di Hari Libur, Jomlo Tak Perlu Khawatir!
Menyinggung masa lalu, Qassem mengingatkan bahwa pendudukan Israel di Lebanon berlangsung selama 22 tahun, yang hanya dapat dihentikan melalui perlawanan. “Dukungan kami terhadap Palestina adalah dukungan terhadap kelompok sayap kanan karena mereka adalah pemegang hak,” jelasnya, menambahkan bahwa rakyat Palestina memiliki hak sah untuk melawan pendudukan Israel.
Qassem mengkritik argumen yang menyalahkan Hamas atas kekerasan terbaru, dengan menyatakan bahwa serangan Israel di Jalur Gaza tidak dimulai setelah Hamas meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, melainkan telah berlangsung sejak sebelum Israel didirikan pada tahun 1948. “Israel bertaruh pada kriminalitas dan penerapan mutlak dari Amerika Serikat,” ungkapnya.
BACA JUGA:TKW Indonesia Melahirkan Sendiri di Samping Majikan, Viral di Taiwan
Ia juga menekankan bahwa Hizbullah akan terus melawan Israel yang dianggap sebagai ancaman serius bagi stabilitas kawasan. “Kami akan memperluas cakupan wilayah militer di Israel. Lapanganlah yang memberi hasil dan kita harus bersabar dan bertahan,” kata Qassem, yang kini memimpin Hizbullah sementara setelah Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah tewas dalam serangan udara Israel pada 27 September 2024.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah telah aktif mendukung perlawanan Palestina dan terlibat dalam pertempuran di perbatasan Lebanon selatan dengan Israel. Mereka mengklaim akan menghentikan serangan jika terjadi gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
BACA JUGA:Anies Baswedan Rutin Review Buku di YouTube: Segini Potensi Penghasilannya!