REL, Liverpool - Masa jabatan Roy Hodgson sebagai manajer Liverpool adalah salah satu periode yang lebih baik dilupakan oleh semua pihak yang terlibat.
Dalam waktu singkatnya memimpin The Reds, Hodgson mengalami berbagai masalah yang membuat hubungannya dengan klub tersebut tidak pernah tampak meyakinkan.
Menggantikan Rafael Benitez, yang meninggalkan jejak besar di Anfield, bukanlah tugas mudah.
Namun, Hodgson tidak mampu memenuhi ekspektasi, baik dari segi perekrutan pemain maupun performa tim di liga dan piala.
BACA JUGA:Hampir Batalkan Transfer Conor Gallagher
BACA JUGA:3 Cara Mengobati Gusi Turun yang Ganggu Penampilan
Situasi ini diperparah dengan sebuah insiden yang terungkap pada tahun 2019, di mana Hodgson dikabarkan menjual pemain yang salah ke klub lamanya, Fulham.
Hodgson tiba di Anfield pada musim panas 2010 dan segera mencari cara untuk memperkuat skuad Liverpool yang tengah dilanda ketidakstabilan setelah kepergian Benitez.
Dalam upaya ini, ia memutuskan untuk merekrut bek Fulham, Paul Konchesky, dengan kesepakatan yang melibatkan dua pemain muda Liverpool, Lauri Dalla Vale dan Alexander Kacaniklic, serta tambahan biaya sebesar £3,5 juta.
Namun, yang mengejutkan, Kacaniklic kemudian mengungkapkan bahwa Hodgson sebenarnya berniat menjual pemain bernama Alex lainnya dalam kesepakatan tersebut.
BACA JUGA:Pria Baru Keluar Penjara Ditangkap Usai Pelecehan Seksual Terhadap Mahasiswi di Lubuklinggau
"Dalam pikirannya, dia pikir dia menjual Alex lain untuk Konchesky. Tapi kemudian sudah terlambat," ungkap Kacaniklic dalam sebuah podcast.
Meski Hodgson kemudian mengundang Kacaniklic untuk kembali ke Liverpool, pemain muda tersebut sudah mantap untuk bergabung dengan Fulham.
Perubahan manajemen dari Benitez ke Hodgson juga membawa dampak negatif bagi Liverpool, terutama bagi para pemain muda.