Tercatat 1.721 Titik Hotspot di Sumsel

Kamis 29 Aug 2024 - 20:21 WIB
Reporter : Adi Candra
Editor : Mael

REL, Palembang - Penjabat (Pj.) Sekretaris Daerah (Sekda) Sumatera Selatan, Edward Candra, menghadiri Focus Group Discussion (FGD) yang membahas pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan, kebun, dan lahan (Karhutla) di wilayah ekosistem gambut Provinsi Sumsel tahun 2024. Acara tersebut berlangsung di Ballroom Novotel, Palembang, pada Rabu (28/08/2024).

Dalam sambutannya, Edward Candra menekankan bahwa akar permasalahan dari kebakaran hutan dan lahan di Sumsel masih sering disebabkan oleh praktik pembukaan lahan dengan cara tradisional, yakni dengan membakar. "Masih banyak masyarakat yang membuka lahan dengan cara membakar, walaupun tidak menutup kemungkinan dilakukan juga oleh dunia usaha. Ini perlu kita selesaikan bersama dan harus ada solusi terbaik," ujarnya.

Lebih lanjut, Edward menegaskan bahwa metode pembukaan lahan dengan membakar meskipun murah dan mudah, sangat merugikan banyak pihak. "Ini harus mendapatkan solusi terbaik agar kerugian yang diakibatkan bisa diminimalisir," tambahnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Sumsel, Herdi Apriansyah, S.STP., MM, juga menyampaikan pentingnya FGD ini dalam menyatukan persepsi berbagai pihak terkait isu pencegahan dan penanggulangan Karhutla. "Tujuan diadakannya FGD ini adalah untuk menyamakan pandangan tentang isu, topik, dan kegiatan yang berkaitan dengan pencegahan serta penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. Hal ini diharapkan bisa memberikan solusi konkret kepada masyarakat dalam mengantisipasi Karhutla," jelas Herdi.

BACA JUGA:Ramai Isu Miring Serang Paslonkada

BACA JUGA:Swansea City Tersingkir dari Carabao Cup

Dalam FGD tersebut, peserta yang hadir berasal dari berbagai kalangan, termasuk pemerintah pusat dan daerah, akademisi dari universitas, serta organisasi yang bergerak di bidang kehutanan. Mereka berdiskusi mengenai berbagai strategi efektif untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan, khususnya di wilayah ekosistem gambut.

Herdi juga mengungkapkan bahwa hingga Agustus 2024, telah tercatat sebanyak 1.721 titik hotspot di Sumsel. "Bulan Juli dan Agustus memang menjadi puncak musim kemarau di Sumsel, yang turut meningkatkan risiko terjadinya kebakaran," imbuhnya.

Dengan adanya FGD ini, diharapkan solusi efektif dapat segera diimplementasikan guna mengurangi risiko kebakaran hutan, kebun, dan lahan di masa mendatang. (*)

Kategori :