Perbedaan utama terletak pada prosesnya, lada hitam terbuat dari lada yang belum matang, lalu dikeringkan dan dipanaskan. Sementara itu, lada putih terbuat dari lada matang yang direndam, dihilangkan kulitnya, lalu dikeringkan. Lada hitam memiliki rasa yang lebih kuat, pedas, dan tajam, sedangkan lada putih lebih lembut dan hangat.
5. Mencegah dan menangani peradangan
Mengonsumsi lada putih juga bermanfaat untuk mencegah dan menangani peradangan.
Piperin dapat menghambat aktivitas enzim siklooksigenase-2 (COX-2) dan lipoksigenase (LOX), yang terlibat dalam proses peradangan.
COX-2 dan LOX berperan dalam produksi prostaglandin dan leukotrien, senyawa kimia yang memicu peradangan dan rasa sakit.
Piperin juga memiliki aktivitas antioksidan yang membantu menetralkan radikal bebas dalam tubuh.
Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan oksidatif pada sel dan jaringan, memicu peradangan kronis.
6. Menurunkan tekanan darah
Lada putih juga bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah. Hal ini berkat kandungan magnesium dan kalium di dalamnya.
Magnesium dapat membantu menurunkan tekanan darah dengan cara merenggangkan pembuluh darah dan meningkatkan fungsi jantung.
Kekurangan asupan magnesium juga sering kali dikaitkan dengan risiko tekanan darah tinggi.
Sementara itu, kalsium dapat membantu mengatur kontraksi dan relaksasi pembuluh darah, yang berkontribusi pada kontrol tekanan darah.
Magnesium dan kalsium yang cukup dapat berperan dalam menjaga tekanan darah. Oleh karena itu, asupan magnesium penting untuk menjaga tekanan darah, salah satunya dari lada putih.
7. Meningkatkan kinerja obat
Piperin, senyawa yang terdapat dalam lada hitam dan lada putih, dikenal dapat meningkatkan kinerja obat.
Salah satu penelitian dalam jurnal Medicine in Drug Discovery mengatakan bahwa piperin bekerja sebagai “bioenhancer,” artinya zat ini mampu meningkatkan penyerapan, distribusi, metabolisme, dan efek obat di dalam tubuh.