BACA JUGA:Dukung Kegiatan Majukan Sektor Pariwisata Sumsel
Asal usul mereka merupakan
campuran dari legenda dan mitos asli yang diimpor dari budaya Asia lainnya, khususnya Tiongkok.
Sejumlah cerita naga asli di Jepang, seperti Kojiki dan Nihongi, muncul pada akhir abad ke-7 Masehi.
Naga Tiongkok sangat mempengaruhi kemunculan naga Jepang.
Mereka adalah makhluk ular besar dengan kaki cakar. Makhluk-makhluk ini biasanya diasosiasikan dengan perairan, curah hujan, dan dewa air.
Seperti halnya Jepang, mitologi naga Korea banyak mengambil pengaruh dari Tiongkok.
Namun, berbeda dengan tradisi rakyat Eropa, naga Korea adalah makhluk baik hati yang berhubungan dengan air dan pertanian.
BACA JUGA:Gerombolan Gajah Liar Masuk Permukiman
BACA JUGA:Legenda Aston Villa, Gary Shaw Tutup Usia
Dalam legenda Korea, naga sering digambarkan sebagai makhluk yang sadar dengan emosi dan merupakan pelindung negara.
Legenda Raja Munmu yang ingin menjadi naga Laut Timur untuk melindungi Korea adalah contoh yang terkenal.
Naga Eropa
Naga memainkan peran penting dalam mitologi Yunani kuno, menggambarkan mereka sebagai ular besar dengan kemampuan meludah atau menghirup racun.
Kata “naga” berasal dari kata Yunani “drakōn”, yang berasal dari kata Latin “draco”, yang berarti ular besar dan menyempit.
Orang Yunani kuno menulis tentang beberapa makhluk mirip ular termasuk Typhon, Ladon, Hydra, dan naga Colchian, yang dimaksudkan untuk menimbulkan ketakutan di hati para pahlawan besar.