REL, Lubuklinggau – Meskipun hujan sudah mengguyur Kota Lubuklinggau selama dua pekan terakhir, pasokan air bersih PDAM Tirta Bukit Sulap masih mengalami kendala.
Menurut Direktur PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau, Hadi Purwanto, hujan yang terjadi belum berdampak signifikan pada peningkatan pasokan air.
"Alhamdulillah ada sedikit perubahan, tapi belum terlalu signifikan. Baru dua hari terakhir ini ada peningkatan," ujar Hadi, Rabu (18/9/2024).
Namun, sistem pendistribusian air masih dilakukan secara bergilir, terutama di wilayah Lubuklinggau Selatan seperti Karya Bakti, Nikan Jaya, dan beberapa perumahan polisi.
BACA JUGA:Pedagang Pasar 16 Ilir Curhat ke Calon Gubernur
BACA JUGA:Jalankan Tugas dengan Penuh Pengabdian
Hadi menjelaskan bahwa sumber air baku PDAM Tirta Bukit Sulap masih mengandalkan tiga sungai utama, yakni Sungai Kelingi, Sungai Apor, dan Sungai Kasie.
Meskipun ketiga sungai tersebut masih produktif, debit airnya mengalami penyusutan selama musim kemarau yang lalu.
"Debit air dari Sungai Kelingi yang biasanya 120 liter per detik, kini berkurang menjadi 80 liter per detik. Sedangkan Sungai Apor yang semula 40 liter per detik, kini hanya tersisa 30 liter per detik," ungkapnya.
Selain berkurangnya pasokan air baku, Hadi juga menyampaikan bahwa kualitas air menjadi keruh ketika terjadi hujan mendadak.
Namun, pihak PDAM langsung melakukan pembersihan untuk memastikan air yang didistribusikan tetap layak konsumsi.
Untuk mengatasi keterbatasan pasokan, distribusi air dilakukan bergilir.
"Misalnya, pada pagi hari air didistribusikan ke Karya Bakti, dan pada malam hari dialihkan ke Nikan Jaya untuk memenuhi kebutuhan di perumahan," jelas Hadi.
Ia juga mengimbau kepada pelanggan PDAM agar membayar tagihan air tepat waktu guna memastikan operasional berjalan lancar dan pelayanan semakin baik.
"Dengan masyarakat membayar tepat waktu, pelayanan bisa maksimal," tambahnya.