G30S di Mata Fatmawati: Kudeta yang Menyakitkan Bung Karno

Selasa 01 Oct 2024 - 12:48 WIB
Reporter : Adi Candra
Editor : Adi Candra

G30S di Mata Fatmawati: Kudeta yang Menyakitkan Bung Karno

REL, BACAKORAN.CO - Fatmawati, istri mantan Presiden Soekarno, memandang Gerakan 30 September 1965 (G30S) sebagai tindakan yang kejam dan tidak berperikemanusiaan. 

Ia menilai bahwa pelaku gerakan tersebut memiliki hati yang buruk, bahkan menggambarkan peristiwa tersebut sebagai upaya kudeta yang "menusuk Bung Karno dari belakang."

“Ibu sama sekali tidak mengerti, mengapa masih saja ada orang-orang yang tega menyiksa dan membunuh sesamanya. Lebih-lebih mereka sebangsa setanah air. Kasihan Bung Karno,” ungkap Fatmawati kepada wartawan senior Kadjat Adrai di awal 1970-an, seperti yang ditulis dalam buku Suka Duka Fatmawati Sukarno (2008). 

Dalam percakapan tersebut, Bu Fat, sapaan akrab Fatmawati, menyesalkan tindakan para pelaku yang menimbulkan perpecahan di negeri ini.

Fatmawati juga menyatakan bahwa Bung Karno, sebagai pemimpin bangsa, selalu menganjurkan pentingnya persatuan dan kesatuan di atas kepentingan pribadi atau golongan. 

Namun, di sisi lain, terdapat kelompok tertentu yang justru memperbesar api perpecahan dan menghancurkan persatuan bangsa. Ia mempertanyakan, “Di mana letak kearifan mereka kalau begitu?”

BACA JUGA:Cara Mencari Tempat Wisata Terdekat dengan Google Maps

BACA JUGA:Tiga Rumah Roboh di Cipayung Jaya, Pemkot Depok Ajukan Bantuan Tidak Terduga (BTT)

Tragedi yang Menyakitkan

Pada saat penculikan dan pembunuhan enam petinggi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) pada malam 30 September 1965, Fatmawati sedang menjalani perawatan intensif di Wisma Siliwangi III, Bandung. Fatmawati sengaja tidak diberitahu mengenai tragedi tersebut karena dikhawatirkan kesehatannya akan semakin memburuk. 

Namun, akhirnya ia mendengar kabar gugurnya para jenderal, termasuk Letnan Jenderal Ahmad Yani dan beberapa perwira tinggi lainnya.

Fatmawati merasa kecewa karena dibohongi mengenai peristiwa ini. Ia menegur orang-orang di sekitarnya, termasuk Dalimin Ronoatmojo, Komandan Regu di Detasemen Kawal Pribadi Presiden, yang mengawal Bung Karno saat itu. “Akhirnya, ibu mendengar juga, kan? Seperti yang kalian lihat, ibu tidak syok seperti yang kalian takutkan,” ungkap Fatmawati kepada mereka yang bungkam.

G30S: Kudeta yang Menusuk dari Belakang

Dalam wawancara yang dilakukan beberapa tahun kemudian, Fatmawati dengan tegas mengungkapkan bahwa para pelaku G30S tidak memiliki hati nurani. Menurutnya, Tuhan telah menganugerahi manusia dengan kejernihan pikiran dan akal budi, tetapi para pelaku malah melakukan tindakan yang seburuk-buruknya. “Secara fisik mereka punya hati, tapi secara kejiwaan, Ibu anggap mereka tak punya nurani,” ujarnya.

Kategori :