Ribuan Bank-ATM di RI Tutup: Apa Penyebab di Balik Fenomena Ini?

Senin 07 Oct 2024 - 08:00 WIB
Reporter : Edo
Editor : Edo

REL,BACAKORAN.CO - Laporan Surveillance Perbankan Indonesia oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan penurunan signifikan jumlah mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di Indonesia. Menurut data OJK, jaringan kantor bank umum konvensional (BUK) mengalami pengurangan sebanyak 4.676 unit, sehingga totalnya tersisa 115.539 unit per triwulan IV-2023. Penurunan ini juga mencakup jaringan ATM, di mana total mesin ATM/CDM/CRM yang ada berkurang dari 92.829 unit menjadi 91.412 unit dalam satu tahun terakhir.

BACA JUGA:Pemerintah Siap Luncurkan BBM Rendah Sulfur, Gantikan Pertalite di SPBU Seluruh Indonesia

BACA JUGA:Kaya mendadak,Sorang warga Kalimantan temukan berlian senilai 6 miliar

Arianto Muditomo, pengamat perbankan dan praktisi sistem pembayaran, menjelaskan bahwa perubahan perilaku transaksi masyarakat menjadi salah satu pemicu utama penurunan ini. Masyarakat kini lebih memilih layanan digital seperti mobile banking dan aplikasi keuangan, mengurangi ketergantungan pada uang tunai dan mesin ATM. Selain itu, biaya investasi dan perawatan mesin ATM yang relatif tinggi juga menjadi faktor yang mengurangi minat bank untuk mempertahankan jumlah ATM.

"Penurunan jumlah mesin ATM di Indonesia merupakan fenomena yang kompleks dengan berbagai faktor yang mendasarinya. Baik dari sudut pandang bank maupun nasabah, terdapat alasan logis dan strategis di balik tren ini," kata Arianto dalam wawancara dengan CNBC Indonesia.

BACA JUGA:Deretan Pasukan Khusus TNI, Pilar Pertahanan NKRI yang Siap di Medan Tempur

BACA JUGA:Polisi Periksa Vadel Badjideh, Tangkap Pengedar Narkoba di Jakarta

Meski demikian, Arianto menegaskan bahwa ATM masih merupakan layanan penting bagi banyak nasabah, terutama di daerah yang kurang memiliki akses internet. Ia mengimbau bank untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan kebutuhan nasabah, termasuk tetap menyediakan layanan ATM yang aman dan mudah diakses.

"Pada saatnya nanti, akan ditemukan kesetimbangan baru antara layanan digital, ATM, dan gerai cabang fisik," pungkas Arianto.

Dengan adanya perubahan ini, bank diharapkan dapat memahami dan menanggapi kebutuhan nasabah yang terus berkembang di era digital, sambil tetap mempertahankan layanan yang diperlukan di daerah yang belum terjangkau teknologi.(*)

 

 

Kategori :