Viral! Ibu-Ibu di Empat Lawang Ngamuk, Bongkar Infrastruktur bangunan Jalan

Jumat 18 Oct 2024 - 10:17 WIB
Reporter : Edo
Editor : Edo

REL,BACAKORAN.CO – Sebuah video viral di media sosial menampilkan seorang warga Desa Muara Karang, Kecamatan Pendopo, Kabupaten Empat Lawang, bernama Ibu Wati, meluapkan amarahnya terkait pembangunan jalan di atas tanah yang diklaim sebagai miliknya.

BACA JUGA:Pj Bupati Kenalkan Sumber Daya Alam

BACA JUGA:Harga TBS Sawit Bulan Oktober Naik

Dalam video tersebut, Ibu Wati terlihat memprotes keras pembangunan jalan yang menurutnya menggunakan tanah pribadinya tanpa izin. Namun, Kepala Desa Muara Karang, Taufik, memberikan klarifikasi terkait permasalahan ini.

Taufik menegaskan bahwa jalan yang dipermasalahkan oleh Ibu Wati sebenarnya merupakan jalan umum yang sudah ada sejak lama. "Itu memang umum jalan dari zaman nenek kami dulu, jauh sebelum ibu itu lahir. Tanah itu adalah milik bersama, dan keluarga besar lainnya tidak ada yang mempermasalahkan. Bahkan, mereka senang dengan pembangunan jalan ini," ujar Taufik saat dihubungi melalui WhatsApp pada Kamis (17/10/24).

BACA JUGA:Budidaya Jagung Hibrida Semakin Menjanjikan

BACA JUGA:KPU Awasi Percetakan Surat Suara Pilkada

Taufik menjelaskan lebih lanjut bahwa pembangunan jalan tersebut dilakukan untuk mempermudah akses masyarakat dan tanah yang digunakan bukan milik pribadi Ibu Wati. “Tanah itu bukan milik pribadi, itu sudah lama digunakan sebagai jalan. Bedanya dulu jalan itu masih berupa tanah, sekarang disemen untuk kemudahan masyarakat,” terangnya.

Menurut Taufik, sebagian besar anggota keluarga Ibu Wati bahkan menyambut baik pembangunan jalan tersebut. Mereka menganggap jalan ini sebagai bentuk wakaf dari orang tua mereka. “Tidak ada yang mempermasalahkan selain ibu itu. Justru keluarga lain senang dengan adanya pembangunan ini,” tambahnya.

BACA JUGA:Puluhan Masyarakat Empat Lawang Gelar Demonstrasi di Kantor PLN Tebing Tinggi

BACA JUGA:Siap Dukung Program Pembangunan

Di akhir keterangannya, Taufik mengajak masyarakat yang masih ragu untuk bertanya langsung kepada warga yang sudah lama tinggal di desa tersebut. “Kalau memang perlu konfirmasi, silakan tanya masyarakat di desa yang umurnya lebih tua, yang lebih dari setengah abad,” tutupnya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan lebih lanjut dari pihak Ibu Wati terkait klarifikasi yang disampaikan oleh kepala desa. ***

 

 

Kategori :