BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas Ekstrem Sepanjang Oktober 2024 di Indonesia

Minggu 03 Nov 2024 - 05:24 WIB
Reporter : Adi Candra
Editor : Adi Candra

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas Ekstrem Sepanjang Oktober 2024 di Indonesia

REL, Jakarta – Bulan Oktober tahun ini terasa sangat panas di berbagai wilayah Indonesia, bahkan suhu di beberapa daerah mencapai 38 derajat Celcius. 

Berdasarkan catatan BMKG, suhu harian maksimum tercatat mencapai 38,4 derajat Celcius di Larantuka, Nusa Tenggara Timur. 

Apa sebenarnya yang menyebabkan cuaca panas ekstrem ini?

Menurut Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, suhu panas yang terjadi disebabkan oleh kondisi cuaca cerah yang mendominasi sebagian besar wilayah Indonesia, khususnya di daerah Jawa hingga Nusa Tenggara. 

Minimnya pertumbuhan awan pada siang hari menyebabkan sinar Matahari langsung mencapai permukaan bumi tanpa hambatan. 

“Kondisi ini membuat suhu siang hari terasa sangat terik di luar ruangan,” jelasnya.

BACA JUGA:Lima Hektar Lahan Terbakar

BACA JUGA:Rakercabsus PDIP Empat Lawang, Komitmen Menangkan ERA dan JM-Fai

Peralihan Musim Jadi Pemicu

Secara umum, bulan Oktober hingga April adalah musim penghujan, namun tahun ini Indonesia sedang mengalami masa peralihan musim. Ini berarti cuaca cerah dan panas masih mendominasi pagi hingga siang hari, sementara potensi hujan baru terjadi pada sore hingga malam hari. BMKG memperkirakan awal musim hujan akan dimulai akhir Oktober atau awal November, dengan puncak musim hujan pada Januari-Februari 2025.

Andri menambahkan, “Inilah sebabnya beberapa wilayah Indonesia masih merasakan cuaca panas, meskipun di daerah tertentu sudah mulai terasa lebih sejuk karena hujan yang mulai turun.”

Fenomena Suhu Panas di Kota Hujan Bogor

Salah satu daerah yang mengalami cuaca panas cukup ekstrem adalah Bogor, yang terkenal dengan curah hujannya. Meski dikenal sebagai Kota Hujan, suhu Bogor justru melonjak pada 21-22 Oktober 2024, mencapai 35,3 hingga 35,5 derajat Celcius. Rossian Nursiddiq Islamiardi,

Forecaster dari Stasiun Klimatologi Jawa Barat, menjelaskan bahwa peningkatan suhu ini disebabkan oleh tiga faktor utama: berkurangnya tutupan awan, berkurangnya lahan hijau, serta peningkatan polusi yang memicu efek rumah kaca.

Kategori :