Cut Nyak Meutia memimpin pasukan Inong Balee, kelompok janda pejuang Aceh, dalam melawan penjajahan. Ia gugur dalam pertempuran melawan Belanda pada 24 Oktober 1910.
BACA JUGA:Mendengar Bisikan Gaib dari Benteng Trumon, Mengungkap Misteri dan Keagungan Sejarah Aceh Selatan
BACA JUGA:Penemuan Baru: Unik, Siput Laut Ini Bisa “Terbang” di Dalam Air
4. Teuku Cik di Tiro
Teuku Cik di Tiro Muhammad Saman, seorang ulama besar yang lahir di Pidie pada 1 Januari 1836, memimpin perlawanan Aceh melawan Belanda pada 1881.
Ia diangkat sebagai Pahlawan Nasional pada 6 November 1973. Cik di Tiro berhasil merebut benteng-benteng Belanda namun meninggal pada 1891 akibat diracun.
5. Teuku Nyak Arif
Teuku Nyak Arif, lahir di Banda Aceh pada 17 Juli 1899, merupakan pejuang yang tangguh melawan kolonialisme Belanda.
Selain memimpin perlawanan, ia pernah menjadi Ketua Indische Partij Kutaraja dan menjabat sebagai Residen Aceh. Pada tahun 1974, Teuku Nyak Arif diangkat sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden.
6. Sultan Iskandar Muda
Sultan Iskandar Muda lahir pada tahun 1583 dan memimpin Kesultanan Aceh hingga menjadi salah satu kerajaan Islam terbesar di dunia. Ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 1993.
Sultan Iskandar Muda dikenal dengan keberhasilannya dalam memperkuat ekonomi, militer, serta budaya di Aceh. Beliau wafat pada tahun 1636.
BACA JUGA:Unibraw Kembangkan Mobil Berbahan Bakar Batu Kapur
BACA JUGA:Lima Rumah Warga Desa Diterjang Longsor
7. Teuku Muhammad Hasan
Teuku Muhammad Hasan, lahir di Sigli pada 4 April 1906, adalah aktivis kemerdekaan yang terlibat dalam pembentukan Pemerintah Darurat Republik Indonesia bersama Syafruddin Prawiranegara. Teuku Muhammad Hasan diangkat menjadi Pahlawan Nasional pada tahun 2006.