BACA JUGA:Aset Milik Pemkab Dinilai KPKN
BACA JUGA:Polres Empat Lawang Kebanjiran Karangan Bunga
Komposisi pupuk hayati adalah bakteri penambat nitrogen, bakteri pelarut phosphate dan bakteri pengurai. "Paling ditambah hormon-hormon tumbuh dan enzim tertentu," katanya.
Saya saya tahu Biotek punya pabrik di Solo. Juga di Bogor. Tapi saya belum pernah berkunjung ke sana.
Partner CREW 8 satunya saya juga kenal baik dengan ”pemiliknya”: Dr Ir Sugeng Edi Waluyo lah yang mendirikan Sekretariat Nasional Badan Usaha Milik Petani (Seknas BUMP).
Dr Edi memang gigih memperjuangkan nasib petani. Ia ingin agar petani mau membuat badan usaha. Lalu mengelola pertaniannya secara bisnis.
Saya hubungi Dr Edi hari Minggu kemarin. Sore hari. Ia masih dalam perjalanan dari Samarinda ke Balikpapan. Ia baru saja tiba dari pedalaman Kaltim. Dari Barong Tongkok. Ia mendirikan dua BUMP di sana.
Barong Tongkok, Kutai Barat, sepotong wilayah di Kaltim yang cocok untuk pertanian. Pertanian sayur mayurnya kini bisa memenuhi kebutuhan Samarinda dan Balikpapan --yang dulu didatangkan dari Jawa atau Sulawesi.
"Tidak mampir IKN," tanya saya.
Satu jam kemudian ia kirim foto lagi mejeng di IKN. Tampak Istana Garuda berada jauh di belakangnya.
Dr Edi sudah mendirikan lebih 200 BUMP di seluruh Indonesia. Satu BUMP terdiri dari 300 sampai 1000 petani. Yang mewakili mereka di BUMP adalah pengurus kelompok tani (Koptan). Satu Koptan biasanya beranggotakan 30-an petani.
Saya akan memonitor kerja sama tiga lembaga itu. Seberapa efektif kerja mereka dalam mendukung swasembada pangan tahun 2027.
Dari segi semangat, ketulusan, dan loyalitas ke sektor pertanian saya tidak ragu: delapan orang yang tergabung dalam CREW 8 adalah prajurit-prajurit sejati, mantan anggota Kopassus yang sangat loyal kepada Prabowo. Ibaratnya mereka itu pejah gesang nderek Prabowo.
Ketuanya: Catur Puji Santoso yang saat di Kopassus dulu berpangkat kolonel. CREW sendiri, akhirnya Anda harus tahu: itu singkatan dari Caraka Radmila Ekawira Wiguna.
Itulah jalan mulia untuk menuju bahagia. Begitu juga mestinya harapan petani Indonesia.(Dahlan Iskan)