REL,BACACKORAN.CO – Kabar kejutan datang dari SDN 4 Baito, Konawe Selatan. Supriyani, seorang guru honorer yang telah mengabdi selama 16 tahun, dinyatakan tidak lulus dalam seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Padahal, sebelumnya ia berjanji akan lulus melalui jalur afirmasi oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti.
Kepala Sekolah SDN 4 Baito, Sanaali, mengaku kaget saat mendengar kabar tersebut. "Saya tahunya sudah lulus otomatis ketika melewati semua proses, tapi di keterangan hasil ujiannya dinyatakan belum lulus. Bingung juga lihatnya," ungkap Sanaali.
BACA JUGA: Panduan Mencukupi Kebutuhan Gizi Harian untuk Anak Usia Sekolah (6-9 Tahun)
BACA JUGA: Kadin Ajak Pakistan Tingkatkan Kerja Sama di Sektor Pangan, Energi, dan Kesehatan
Harapan yang Pupus
Supriyani menerima informasi bahwa dirinya tidak lolos seleksi PPPK setelah melihat pengumuman yang menyebutkan statusnya sebagai "R3", atau peserta Non-ASN Terdata. Ia tidak menemukan huruf "L" yang berarti lulus dalam pengumuman tersebut.
“Saya merasa sedih melihat hasil itu, apalagi sudah ada janji afirmasi dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah,” kata Supriyani.
BACA JUGA: Pengumuman Hasil Seleksi CPNS 2024 di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Cilacap
BACA JUGA: Link Pengumuman Hasil Seleksi CPNS 2024 di Tujuh Instansi: Berikut Rinciannya
Janji Jalur Afirmasi
Supriyani sebelumnya menjanjikan jalur afirmasi oleh Mendikdasmen Abdul Mu'ti. Hal ini sempat disampaikan dalam beberapa kesempatan, baik melalui media maupun dalam diskusi bold. Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Abdul Halim Momo, ikut mengonfirmasi bahwa Supriyani memang diharapkan lulus melalui jalur afirmasi, mengingat dedikasinya selama 16 tahun sebagai guru honorer.
“Menteri pernah mengatakan bahwa Supriyani akan diluluskan melalui jalur afirmasi. Artinya, dia seharusnya menjadi PPPK,” jelas Abdul Halim.
BACA JUGA: Nikmati Sensasi Durian Premium di Sentra Durian Sinapeul, Surga Pecinta Durian!
BACA JUGA: Anggaran Perjalanan Dinas Luar Negeri Dipotong 50%, Guru Besar UGM Soroti Efektivitas Kebijakan
Proses yang Tak Mudah