REL, Lubuklinggau — Para petani di wilayah Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, menyambut awal tahun dengan penuh harapan.
Musim panen padi yang sudah di depan mata diprediksi akan menghasilkan hasil yang lebih baik dibandingkan setahun terakhir.
Kabar baik ini membuat senyum para petani, seperti Duhanan, salah satu petani padi di Kelurahan Taba Jemekeh, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, makin merekah.
“Kalau normalnya, hasil panen bisa mencapai 1,5 ton gabah. Setelah jadi beras, sekitar empat kuintal,” ungkap Duhanan kepada wartawan, Minggu (19/1/2025).
BACA JUGA:Belum Dilantik Janji Kampanye Mulai Dibuktikan
Namun, keberhasilan panen ini tidak diraih tanpa tantangan.
Hama wereng dan burung pipit selalu menjadi ancaman serius.
Duhanan mengaku rutin melakukan penyemprotan dengan obat-obatan untuk melindungi padinya.
“Kalau tidak disemprot, panen bisa gagal lagi,” jelasnya.
Musim panen selalu menjadi momen krusial bagi petani dalam menghadapi serangan burung pipit.
Duhanan harus berjaga mulai pagi hingga menjelang Maghrib untuk menghalau burung yang menyerang tanpa kenal waktu.
BACA JUGA:KPID Sumsel Gelar Pertemuan Akbar
“Kalau panen dilakukan serentak, serangan burung lebih sedikit karena mereka tersebar,” katanya.
Demi mengusir burung, berbagai cara tradisional masih digunakan.
Duhanan memasang kaleng berisi batu untuk menghasilkan suara berisik dan membuat orang-orangan sawah yang bisa digerakkan dengan tali agar burung takut.