7 Pendaki Nekat Terobos Gunung Semeru, Kena Blacklist 5 Tahun!

Kamis 27 Feb 2025 - 10:30 WIB
Reporter : Arul
Editor : Arul

REL, Malang – Tujuh orang pendaki yang nekat menerobos jalur ilegal di Gunung Semeru akhirnya menerima ganjaran berat.

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) resmi menjatuhkan sanksi berupa blacklist selama lima tahun kepada mereka, membuat mereka tidak bisa lagi mendaki ke gunung tersebut.

Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS, Septi Eka Wardhani, dalam pernyataan resminya di Kota Malang, Rabu (26/2), menegaskan bahwa hukuman ini diberikan sebagai bentuk ketegasan terhadap pelanggaran aturan pendakian.

“Kami memberikan sanksi berupa blacklist selama lima tahun tidak boleh mendaki ke Semeru,” ujar Septi.

BACA JUGA:Pria di Kampung Ambon Disekap dan Dianiaya dengan Pipa Besi

Nekat Menerobos Saat Pendakian Ditutup

Ketujuh pendaki ilegal tersebut diketahui melakukan pendakian pada 17-18 Januari 2025. Padahal, pada saat itu, jalur pendakian Gunung Semeru tengah ditutup oleh TNBTS akibat cuaca buruk.

Keputusan penutupan ini telah diumumkan secara resmi melalui surat bernomor PG.2/T.8/TU/KSA.5.1/B/01/2025.

Mereka yang terkena sanksi blacklist adalah:

BACA JUGA:Ini 7 Rekomendasi Pariwisata Alam di Jepara yang Wajib Dikunjungi

  1. Setiabudi (Yogyakarta)
  2. Imam Tantowi (Pasuruan)
  3. Triyono (Klaten)
  4. Joko Supriatno (Boyolali)
  5. Titis Purna Saputra (Sukoharjo)
  6. Suroto (Karanganyar)
  7. Muhammad Agip (Solo)

Dalam unggahan video klarifikasi di akun Instagram resmi Balai Besar TNBTS, salah satu pendaki,

Muhammad Agip, membacakan pengakuan atas aksi pendakian ilegal yang mereka lakukan.

BACA JUGA:Kontroversi Wajib Militer untuk Pelajar Tawuran! Solusi atau Justru Bebani Siswa?

Peringatan bagi Pendaki Lain

Sanksi tegas ini menjadi peringatan keras bagi pendaki lain agar tidak nekat menerobos jalur pendakian yang sedang ditutup.

TNBTS menegaskan bahwa aturan ini dibuat demi keselamatan pendaki dan kelestarian alam Gunung Semeru.

“Jalur pendakian ditutup bukan tanpa alasan, melainkan untuk menghindari risiko kecelakaan akibat cuaca ekstrem. Kami berharap ini menjadi pelajaran bagi pendaki lain,” tambah Septi.

Kategori :