Karena begitu kamu masuk ke Canary Channel, kamu hanya bisa keluar dengan cara mem-flash ulang ponsel kamu. Dan proses itu akan menghapus semua data. Jadi, unless kamu tipe orang yang doyan reset HP tiap minggu (dan nggak sayang data), mending pakai perangkat sekunder.
Instalasi awal pun harus pakai Android Flash Tool, bukan sekadar klik-klik update biasa.
Inspirasi dari Windows? Ternyata Bukan Hal Baru
Menariknya, pendekatan Google ini seolah meniru apa yang sudah dilakukan Microsoft sejak lama. Di ekosistem Windows, istilah "Canary Channel" juga dipakai untuk menyebut versi paling mentah dari update Windows—yang bisa berubah total atau dibatalkan sewaktu-waktu.
BACA JUGA:Beasiswa Bidik Anak Negeri 2025: Kuliah Gratis dan Uang Saku untuk Siswa SMA/SMK Kurang Mampu
Kalau di Windows ada Windows Insider Preview (untuk versi Beta), Android juga punya Android Beta. Dan sekarang, Canary hadir untuk mereka yang ingin lebih dulu tahu tapi juga siap menerima risiko lebih besar.
Apa Saja Risiko Coba Android Canary Channel?
Sebelum kamu buru-buru install, ini daftar risiko yang harus kamu pahami:
-
Bug parah – Aplikasi bisa crash tanpa alasan. Bahkan sistem bisa reboot sendiri.
-
Fitur gagal jalan – Ada fitur yang tiba-tiba hilang, atau tidak bisa digunakan.
-
Performa buruk – Bisa bikin ponsel lemot, panas, atau boros baterai.
-
Tidak semua fitur bertahan – Apa yang kamu lihat sekarang, belum tentu ada di versi Android final tahun depan.
-
Resiko keamanan – Karena sistem masih mentah, potensi celah keamanan lebih besar.
BACA JUGA:Ada Bantuan Dana Rp1 Juta untuk Siswa SMA/SMK Tahun 2025, Beasiswa Bidik Anak Negeri Dibuka!
Jadi sekali lagi: ini bukan tempat bermain untuk pengguna biasa. Ini arena gladiator untuk developer sejati.
Tapi Buat Developer, Ini Surga Baru
Meski penuh risiko, bagi banyak developer, Canary Channel adalah ladang emas. Kenapa?
-
Bisa uji kompatibilitas aplikasi sejak jauh hari.
-
Bisa kasih masukan ke Google saat fitur masih bisa dibentuk.
-
Kategori :