REL, BACAKORAN.CO.ID - sebuah tragedi besar kembali menghantam Kecamatan Paiker, Kabupaten Empat Lawang.
Air bah yang memburu tak kenal belas kasihan telah menelan puluhan hektar sawah dan merenggut ketenangan warga, mengubah pemandangan subur menjadi lanskap kedukaan.
BACA JUGA:Tujuh Desa di Paiker Dilanda Banjir
Dari dini hari hingga senja tiba, hujan deras memburai langit, menandakan malapetaka yang akan datang.
Air sungai yang keruh menjelma menjadi monster kelaparan, memuntahkan kemarahan ke pemukiman warga yang berani berdiri di tepinya.
Riz, seorang saksi mata, menggambarkan momen mencekam ketika air meluap dengan ganas, menyapu bersih harapan dan kebahagiaan warga.
Namun, penderitaan tidak berhenti pada banjir semata. Tanah longsor dari perbukitan Bedeng Melati menambah derita dengan menyumbat jalur sungai hitam, memaksa air bercabang menciptakan genangan baru.
Jalur-jalur komunikasi terputus, meninggalkan warga terperangkap di antara aliran deras dan lumpur mendesis.
BACA JUGA:Basarnas Sumsel Evakuasi Warga Terdampak Banjir di OKU
Camat Paiker, Zaili, dengan lantang menyuarakan keprihatinannya. Bersama aparat keamanan, mereka berkeliling menyampaikan pesan waspada kepada warga.
Namun, upaya itu seperti tetes di lautan, tak mampu menghadang amukan alam yang ganas.
Evakuasi menjadi satu-satunya jalan keluar bagi warga yang terjebak dalam belenggu air.
Dengan hati berat, mereka meninggalkan rumah dan ladang tempat mereka mencari nafkah. Tangis dan rintihan memenuhi udara, menciptakan simfoni duka yang tak terlupakan.
Namun, di balik kepiluan dan keputusasaan, ada sinar harapan yang masih berkelip.
BACA JUGA:Korban Hanyut Banjir Bandang di Muratara Ditemukan Tim SAR, Korban Nyangkut di Ranting Pohon