RAKYATEMPATLAWANG.BACAKORAN.CO -- Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) diresmikan pada tanggal 14 November 2006 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, meskipun masjid ini sudah digunakan untuk ibadah sejak 2004.
Proses pembangunan masjid ini dimulai pada 6 September 2002, ditandai dengan pemasangan tiang pancang pertama oleh Menteri Agama saat itu, Said Agil Husin Al-Munawar, serta dihadiri oleh beberapa duta besar dari negara-negara sahabat (Wikipedia Bahasa Indonesia) (Kompas Travel).
BACA JUGA:Masjid Agung Kota Semarang: Wisata Religi Unggulan di Jawa Tengah
Pembangunan MAJT berawal dari kembalinya tanah wakaf milik Masjid Agung Semarang yang sebelumnya tidak produktif dan ditukar guling dengan tanah di Kabupaten Demak.
Setelah perjuangan panjang, tanah wakaf tersebut kembali ke tangan Masjid Agung Semarang pada 8 Juli 2000, dengan 10 hektar digunakan untuk membangun MAJT (Kompas Travel) (republika.id).
Arsitektur Masjid Agung Jawa Tengah
MAJT memiliki arsitektur yang menggabungkan gaya Jawa, Islam, dan Romawi.
BACA JUGA:Masjid Agung Kota Semarang: Wisata Religi Ikonik di Jawa Tengah
Dirancang oleh Ir. H. Ahmad Fanani dari PT Atelier Enam Jakarta, masjid ini menampilkan berbagai elemen unik, termasuk 25 pilar bergaya Romawi yang dihiasi kaligrafi indah, mewakili 25 Nabi dan Rasul (Solopos).
Gaya Jawa terlihat dari atap limasnya yang khas, sementara elemen Islam terlihat pada kubah besar dengan diameter 20 meter serta empat menara di setiap sudut masjid (Wikipedia Bahasa Indonesia).
Daya tarik utama dari masjid ini adalah enam payung hidrolik raksasa di halaman utama, mirip dengan yang ada di Masjid Nabawi, Madinah.
Payung ini dibuka saat sholat Jumat atau acara besar, memberikan nuansa khas dan megah (Wikipedia Bahasa Indonesia) (Solopos).
BACA JUGA:KEREN BANGET, Ini 6 Destinasi Wisata Hits di Lombok yang Harus Kamu Kunjungi
Masjid ini juga dilengkapi dengan Menara Al-Husna setinggi 99 meter, yang dilengkapi dengan kafe berputar dan menara pandang yang memungkinkan pengunjung melihat pemandangan Kota Semarang dari ketinggian (Wikipedia Bahasa Indonesia).
MAJT tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai objek wisata religi yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas, termasuk wisma penginapan untuk para peziarah (Kompas Travel) (republika.id). (*)