Nobar Bandung
Dahlan Iskan bersama mahasiswa Indonesia di Fuqing, Tiongkok nonton bareng pertandingan China vs Indonesia.--
Oleh: Dahlan Iskan
Sayang. Kota Qingda jauh sekali dari tempat saya sekarang: Nanchang.
Keinginan perusuh Disway agar saya nonton timnas sepak bola bertanding di sana sulit dipenuhi. Saya harus terbang dulu ke Shanghai satu jam. Lalu terbang lagi ke Qingdao: dua jam.
Memang banyak pilihan mau lewat mana. Tapi lewat Shanghai tetap yang tercepat. Bisa juga naik kereta cepat: masih 7 jam.
Saya di pedalaman Tiongkok. Qingdao di pantai timur sisi utara. Kotanya menghadap ke Korea --kalau Anda berdiri di pantainya dalam posisi hadap serong ke utara.
BACA JUGA:Sejarah Batu Raja, Dari Masa Prasejarah hingga Era Modern
BACA JUGA:Melihat Pesona Wisata Alam di Bekasi, Destinasi Instagramable untuk Liburan Anda
Saya nonton siaran langsungnya saja. Sambil ingin tahu bagaimana komentator luar negeri melihat tim kita. Yang lebih penasaran lagi: ingin tahu nama-nama pemain kita dalam bahasa Mandarin.
Sayangnya saya sendiri tidak seperti Anda: saya belum hafal nama-nama pemain nasional kita. Maka ketika nama-nama itu disebut dalam bahasa Mandarin saya tidak tahu siapa yang dimaksud.
Beda kalau komentator TV Tiongkok menyebut nama Luo Na Er Duo. Saya tahu maksudnya: Ronaldo.
Kadang nama itu disebut lengkap. Lebih sering disebut nama panggilannya: C-Luo. Tulisannya: C-罗. Singkatan dari 罗纳尔多.
Panggilan C-Luo diciptakan agar orang Tiongkok keluar dari kesulitan akibat banyaknya orang yang bernama mirip Ronaldo.
Maka Ronaldinho di Tiongkok dipanggil Xiao Luo. Luo-muda. Sedang Ronaldo Luis Nazario de Lima dipanggil Da Luo. Luo-senior. 小罗。大罗。
Anda pasti masih ingat siapa Ronaldo Luís Nazário de Lima (大罗). Saya tidak perlu menjelaskan siapa penyerang timnas Brasil itu.