Camino Parkir

Dahlan Iskan sebelum test drive mobil listrik Xiaomi.—--

Barang bukti penyuapan kepada ke tiga hakim PN surabaya Erintuah Damanik sebagai Hakim Ketua, serta Mangapul dan Heru Hanindyo sebagai Hakim Anggota. Kejaksaan Agung juga menangkap pengacara Ronald Tannur, Lisa Rahmat. Penyidik menemukan uang tunai sebesar Rp 1,1 miliar, 450 dollar AS, 717.043 dollar Singapura di rumah Lisa di Surabaya. Sementara itu ditemukan uang tunai 6.000 dollar AS, 3000 dollar Singapura di rumah Erintuah Damanik. Penyidik juga menemukan uang tjnai Rp 104 juta, 2.200 dollar AS, 9.100 dollar Singapura, 100.000 yen. Penyidik menyita uang tunai Rp 2, 4 juta, 2.000 dollar AS, 32.000 dollar Singapura di apartemen hakim Hanindyo. 

Rihlatul Ulfa 

Mulut sumur sudah menganga di depan mata, malah terus melangkah, tercebur, jatuh dan tertinggal. Liang lahat yang kosong malah anda tempati, terkubur dan tidak bisa bangkit lagi. Kata-kata itu tepat untuk hakim PN Surabaya yang membebaskan Ronald Tannur pada bulan Juli kemarin, dan ketiga hakim tersebut ditangkap dengan seabrek barang bukti suap. 

M.Zainal Arifin 

Kucing tak ada. Tikus berlima. Ramai berpesta. Bersuka ria. 

M.Zainal Arifin 

SERAGAM LORENG untuk penyamaran di hutan sewaqtu perang. Kalau di kantor, di kota, untuk apa? 

Mirza Mirwan 

Sembilan hari menjelang pilpres AS nasib Kamala Harris kian apes saja dalam berbagai polling. Dari 14 pollster reratanya Harris tinggal unggul 0,5% dari Trump, padahal keunggulannya pernah menyentuh 3,8% di pertengahan Agustus. Memang masih termasuk seri, "neck and neck" istilahnya. Maksudnya peluang memenangi kursi presiden sama besarnya. Masalahnya, yang menentukan kemenangan bukan perolehan suara populer, melainkan suara elektoral. Pilpres 2016 barangkali sebuah contoh. Pasangan Hillary Clinton dan Tim Kaine unggul dalam suara populer. Tak tanggung-tanggung, hampir 2,6 juta suara. Tetapi ternyata perolehan suara elektoralnya kalah jauh dari pasangan Donald Trump dan Mike Pence, 227 berbanding 304. Sebenarnya Trump/Pence memperoleh 306 EV dan Clinton/ Kaine 232 EV, tetapi 7 EV dianulir (5 dari Demokrat dan 2 dari Republik) karena dianggap "faithless electors". Berkaca dari pilpres 2016, bila keunggulan Harris/Tim Walz nanti hanya di negara bagian seperti California (54 EV) dan New York (28 EV), kecil kemungkinannya Harris/Tim Walz bisa memenangi pilpres. Trump sudah pasti unggul di Texas (40 EV) dan Florida (30 EV) dan beberapa negara bagian dengan EV di bawah 10 yang secara tradisional dimenangi Republik. Pilpres 2016 Trump/Pence memenangi 30 negara bagian + Maine (distrik 2), Clinton/Kaine hanya 20 negara bagian + DC. Padahal dalam polling Clinton unggul jauh dari Trump. Tapi, eh, siapa tahu Harris yang menang. 

yea aina 

Berbisnis paling wuenak, kalau "melibatkan" negara. Lha kurang enak gimana? Berhasil dapat konsesi tambang atau perkebunan, itu seperti dapat durian runtuh. Tinggal dibelah langsung hap. Makan enak. Modal terbesar, lahannya milik negara. Investor tinggal keruk bahan tambangnya atau tanam dan rawat komoditi tanamannya, tunggu panen, dapat duit. Kalau terjerat utang usaha, negara akan cawe-cawe dengan BLBInya. Kena bencana diluar perhitungan bisnis, negara bisa diminta cawe-cawe talangi ganti rugi korban terdampak. Bencana lumpur lapindo. Gak usah heran, kalau pejabat negara juga merangkap status sebagai pebisnis. Dwifungsi.Paling tidak punya "orang dalam" di pemerintahan sebagai penghubung proses lobby: Dibagian mana, negara bisa "dibocorkan" kuasa dan keuangannya? 

Lagarenze 1301 

Seorang presiden ingin menguji para menterinya: baik hati atau serakah. Di akhir kegiatan retret, ia memberikan dua pilihan. Pilihan pertama, menerima uang sebesar Rp 100 juta sebagai bonus pribadi. Pilihan kedua, melewatkan bonus itu dan membiarkan menteri berikutnya yang menerimanya tetapi jumlahnya sudah digandakan. Para menteri pun berbaris. Menteri pertama melewatkan bonus itu dan membiarkan menteri kedua yang menerimanya. Presiden menganggap bahwa menteri pertama ini adalah orang yang murah hati. Presiden kemudian beralih ke menteri kedua. Sesuai janjinya di awal, jumlah bonusnya berlipat ganda menjadi Rp 200 juta. Menteri kedua juga menolak uang itu dan memberi kesempatan menteri ketiga untuk menerimanya. "Wah," pikir sang presiden, "bahkan Rp 200 juta pun dilewatkan! Betapa akrabnya rasa kekeluargaan dalam kabinet ini." Menteri berikutnya juga membuat pilihan yang sama: menolak uang yang sudah bertambah berlipat-lipat itu dan membiarkan menteri lain yang menerimanya. Hal ini berlanjut hingga 10 menteri lainnya. Tawaran uang kini lebih dari Rp 50 miliar. Dalam kepanikan, sang presiden menghentikan kegiatan itu dan mulai berpikir bagaimana menalanginya, apakah dari kocek pribadi atau uang negara. Sementara itu, 10 menteri berkumpul di tempat lain untuk memutuskan bagaimana membagi uang itu secara merata. 

Kang Sabarikhlas 

Siang ini masih saja puanas terik, bersama istri ke acara 'ngunduh mantu' teman saya di Sidoarjo. Kelelahan saya mojok dibawah pohon mangga sementara istri ikut sibuk bantu persiapkan sesuatu. Saya buka disway ke CHD, bacaan wajib!... Anu, saya kuahet eh kaget! Abah koq terkesan (lagi) acara di Magelang...waah ini saya kepikiran? Mungkin nanti saat acara Camp Perusuh ke-3 'niru' di Magelang?.. Nanti diajak ke Camp TSOT Prigen? tempat LDKS siswa smp+sma, dan digembleng LDKSP/Latihan Dasar Komen Sopansantun Perusuh!.. Kalau klas mentri pakai baju doreng lha ini klas Perusuh pakai seragam hansip? buatan Sriminggat..duh.. Trus baris berbaris diganti Senam, dan Abah suka 'rungkad' lagu jadul era Beliau yang dah mudik, mbok ya lagu 'sebotol minuman' lagi viral!.. Tapi, jangan² nanti Camp Perusuh 3 di Watukosek-Porong?... mati aku! Ndak boleh merokok, tidur di tenda pramuka, latihan sabar saat komen dgn. jalan merayap dibawah kawat berduri (dari plastik)..duh..geli... Anu,...saya ndak ikut camp aja, minta mentahnya aja!............. "Cak,..hei..bangun Cak..." hah..saya ketiduran dibawah pohon. "Iniloh Cak, Lumpiah rebung kesukaan sampean, juga ini sebotol Tuak keras manis, ini gelasnya".... Duh, teman saya ini dah lama ndak jumpa saya maklum, Dia ndak tahu kalau saya ini dah jadi anak soleh. Apa ndak baca kaos saya tertulis "Orang pintar tolak minum angin". 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan