Walk Out

Oleh: Dahlan Iskan --
Saya baca Sri Mulyani sekali saja perut pagi jadi eneg. Sarapan bubur separonya malah dihabiskan ayam. Eh malah dua kali baca tulisannya di CHDI. Bagaimana negara boncos era Jokowi harus diselesaikan dengan menaikkan pajak ke 12% di era Prabowo?. Apakah ilmu yang didapat dari kuliah di AS hanya itu?. Tidakkah seharusnya dengan cara menaikkan eksport dan membenahi di penerimaan negara dalam import?. Yang banyak terjadi justru ilegal import di pelabuhan dan bea cukai?. Seorang pengamat bilang "Jika tidak ada kebocoran penerimaan, Indonesia harusnya tidak perlu hutang". Artinya hutang bisa dilunasi hanya dari perbaikan kebocoran penerimaan, tidak perlu harus menaikkan pajak dan menambah hutang. Coba pikir yang dilakukan itu smart atau cari yang gampang saja?. Sepertinya kok sama dengan yang lainnya, sukanya cuma diselesaikan dengan import.
Achmad Faisol
saya punya pertanyaan untuk mbak fauziyah, calon doktor capung... 1. apakah mbak mau membuat drone capung yang tahan badai sehingga pengiriman paket apa pun tak terkendala cuaca...? 2. apakah mbak ingin melakukan rekayasa genetika sehingga makhluk lain mempunyai kelebihan capung tersebut...? terima kasih...
Motor Listrik
Sgt cemburu skaligus trimakasih,mlihat byknya anak indonesia trlebih anak pesantren aplgi saat pak Dis keChina, bgmn program beasiswa ke china yg bpk inisiasi dan smakin melejit saat pak Dis pompom peristiwa itu di disway benar2 angkat nama pesantren & citra kualitasnya,mmg saat ini lulusan beasiswa tsb msh sgt kecil drpd lulusan pesantren,tp itu sdh mampu menarik dg sangat kuat sluruh citra lulusannya. Mlihat itu pasti para alumni penyakit kusta ini cemburu knp tdk bs mlakukan hal yg sama, ya mungkin krn hampir smua diantara mrk adlh masyarakat kelas bawah & sgt bawah dg beban stigma menjijikan yg maha dahsyat, bahkan stelah smbuhpun mrk dianggap pnyebar penyakit & kutukan. Berharap dg sgt penuh pak Dis brsedia galang solidaritas & yakinkan para filantropis, bahwa membantu mrk itu tdk akn trtular apalagi ikutan trkutuk. Pilihlah lulusan2 SD dikantong2 kusta (krn sptnya mengkoloni itu kebijakan trbaik pmerintah menangani kusta,walopun kyaknya itu akan smakin menstigma mrk), pilih (klo perlu scr acak),gembleng satudua anak ini (klo mmg dananya tdk banyak) slama 6thn (SMP-SMA) shg mreka brkualitas & layak dapat beasiswa dikampus2 pilihan luar negri (bkn kmpus luar yg hy suka mmbagi gelar HC saja) dan mohon bantu pompom kenyataan klo mmg ada lulusan2 penyakit kusta yg berkualitas, dan bukti stigma menjijikan & kutukan itu salah. saya yakin ini adlh salah satu cara menghapus stigma kusta, bkn d iklan joget ditivi. https://youtu.be/ahOoKYI_T0A?si=V3uzpPg9CDvH9n8J _Terimakasih
DeniK
Belajar agama itu harus denganhati dan pikiran yang tenang . Kalau hati penuh dengki pasti yang muncul jelek nya saja.
Jokosp Sp
Ini pasti pakai standard baru "Nasi Kucing Jogja". Jika satu bungkus Rp 5,000,- belum kenyang, maka boleh ambil dua yang jadi bayar Rp 10,000,-. Itu bukan standard baru, tapi standard baku anak kos. Sebenarnya tak perlulah harus studi banding ke Swedia hingga Brasil, la dekat wae kok.
Fiona Handoko
Selamat siang bp agus, bp arifin. Berita dari tanah air. Untuk program makan siang bergizi gratis ini. Dpr sudah melaksanakan studi banding hingga ke swedia. Menko pmk pun sudah studi banding ke brazil. Hingga diperoleh kesimpulan. Bahwa rp 10.000 per porsi sudah cukup layak dan cukup bergizi untuk dikonsumsi.
djokoLodang
-o-- PUASA -- UPAVASA ... Fitria selalu berpuasa setiap bulan purnama. Dia pun mengutip sebuah dalil dalam bahasa Arab dengan fasih. ... Puasa tiap bulan purnama juga dianjurkan dalam tradisi lain. Sesungguhnya, dalil atau ayat itu hanya pengantar. Pengantar supaya kita melakukan yang dianjurkan ayat/dalil itu. Tradisi Nusantara kita, puasa berasal dari Upavasa. Saat berpuasa, sesungguhnya Anda ber"upavasa"--berdekatan dengan "Ia" yang Anda kasihi. Puasa bagaikan "date" sama pacar. Saat itu, makan, minum, Anda lupakan semuanya. Hakikat puasa adalah salah satu latihan atau cara --upaya-- pengendalian diri. Selanjutnya, setelah benar-benar terlatih, Anda bisa melakukan puasa seumur hidup. Seumur hidup? Ya, puasa seumur hidup: * Janganlah Anda makan berlebihan. Jangan pula menahan lapar mati-matian. Isi lah perut Anda dengan 70 persen cairan; sisa 30 persen dengan makanan padat. *) Lakukan puasa sesuai anjuran agama/ Untuk menjamin kavling di surga. Puasa anjuran Guru tak menjamin apa-apa/ kecuali peningkatan kesadaran belaka. Berpuasalah tanpa harapan pahala/ Bersyukur dan puas dengan apa adanya./ Demikian, hidupmu akan selalu bahagia. --koJo.-
Leong Putu
"Abah...maaf tangannya..." Akhirnya tangan kiri pak Bos masuk saku. "Bukan yang itu, Abah. Yang satunya" "Oh...ya...maaf, saya suka lupa" Begitulah, tangan kanan yang tadinya "nyabuk" akhirnya di pundak. Harap maklum, 4T suka lupa, lebih tepatnya : khilaf. Wkwk....