Korban Selamat Penembakan Aipda Robig Ungkap Pengalaman 'Dijebak' Polisi untuk Ikuti Prarekonstruksi

Ilustrasi Foto--

REL,BACAKORAN.CO - Seorang korban selamat dari aksi penembakan oleh Aipda Robig Zaenudin, AD (17), mengungkap pengalaman mengejutkan tentang bagaimana dirinya diminta oleh polisi untuk ikut serta dalam prarekonstruksi tanpa pendampingan hukum dan tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Insiden penembakan yang terjadi pada Minggu, 24 November 2024, menewaskan Gamma Rizkynata Oktafandi dan melukai dua temannya, memicu kejadian di masyarakat yang semakin memanas. Setelah kejadian, AD mengaku tidak sempat mengetahui bahwa Gamma meninggal dunia, karena dia berpisah dengan teman-temannya setelah penembakan tersebut. Baru setelah dihubungi oleh polisi dan diberitahu oleh adiknya bahwa Gamma telah meninggal, AD merasa harus memberikan perhatian serius terhadap kejadian tersebut.

BACA JUGA:Polisi Bongkar Jaringan Judi Online Akurasi4D, Lima Pelaku Ditangkap

BACA JUGA:Mahasiswi di Palembang Merugi Jutaan Rupiah

Pada hari berikutnya, AD bertemu dengan polisi di depan Indomaret BSB, Mijen, Kota Semarang. Ia menceritakan bahwa awalnya diminta untuk memberikan keterangan, namun kemudian terkejut saat diajak mengikuti prarekonstruksi. Tanpa pendampingan orang dewasa, AD merasa bingung dan tidak mengerti sepenuhnya proses yang sedang berlangsung.

Meski tidak merasa tertekan atau disuruh menyampaikan hal tertentu, AD tetap merasa terkejut dengan situasi tersebut. Dia menegaskan bahwa tidak mengetahui adanya tawuran atau kegiatan gangster yang disampaikan kepada Gamma dan kelompoknya, serta mengungkapkan bahwa dia tidak mengenal para anggota geng yang disebutkan oleh polisi.

BACA JUGA:Nafsu Sudah di Ubun-Ubun, Pemuda di OI Tega Aniaya Kekasih

BACA JUGA:Silubis Edarkan Sabu di Kebun Sawit Trans, Mandala Ditangkap saat Lagi Ngelfly

Kasus penembakan ini terus menjadi sorotan publik, dengan ketidakpercayaan terhadap kepolisian yang semakin meningkat. Meski Aipda Robig dipecat dari Polri setelah sidang etik pada 9 Desember 2024, polemik masih terus berlanjut. Koordinator Puskampol, Andy Suryadi, menyatakan bahwa kurangnya bukti kredibel dari polisi dan komunikasi yang cenderung membela anggota yang semakin meningkatkan citra kepolisian.

Kasus ini semakin menambah ketegangan seiring dengan dugaan adanya intervensi dari oknum wartawan dan polisi dalam kasus ini. Dengan beredarnya berbagai isu yang belum terverifikasi, masyarakat merasa ragu dengan kronologi yang disampaikan oleh pihak kepolisian, meskipun mereka berusaha mempertegas bahwa tindakan penembakan dilakukan dalam rangka membubarkan tawuran.

BACA JUGA:Polisi Tangkap Pelaku Pembacokan di Tempat Hiburan Malam

BACA JUGA:13 Warga Mura Dicocok Polisi dalam Kondisi Mabuk

Penting bagi kepolisian untuk memberikan bukti yang kuat dan jelas dalam setiap rilis terkait kasus yang melibatkan anggotanya, guna menghindari spekulasi yang semakin merusak kepercayaan publik. Dalam sidang etik, Robig dipecat, namun ia mengajukan banding. Kasus ini mengingatkan kembali akan tingginya kekhawatiran masyarakat terhadap maraknya tawuran geng dan kekerasan yang melibatkan aparat keamanan***

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan