Manajer Istri
dahlan iskan-doc rel-
Lia ingin membawa pulang James ke Indonesia. James merasa lebih nyaman kalau penanganan kankernya dilakukan oleh dokter Asia yang memahami pengobatan timur.
Saya keberatan dengan ide itu. "Anda beruntung terkena kanker di Amerika. Rumah sakit terbaik ada di sini. Obat terbaru ada di sini. Dokter paling hebat ada di sini," kata saya.
Apalagi sebagai pemegang kartu permanent residence, James-Lia berhak atas fasilitas kesehatan Amerika. Belum lagi asuransi kesehatan suami-istri itu ampuh untuk pengobatan apa pun di sana.
Lia berhari-hari menangis. Pun di saat telepon saya di tengah malam. Saya harus bijaksana berbicara dengan wanita yang lagi dalam duka yang dalam.
"Saya...em... belum siap kehilangan James," ujar Lia sesenggukan. Tidak hanya satu-dua kali. "Saya sangat sayang James," katanyi berkali-kali.
Sehari bisa tiga-empat kali Lia menelepon saya. Dari New York. Sebagai orang yang pernah sakit kanker saya tahu kejiwaan seperti apa yang dialami James dan Lia. Saya harus lebih dulu menata suasana kebatinan itu dulu.
Sikap pertama orang yang divonis kanker, Anda sudah tahu: menolak kenyataan itu. Kadang menyalahkan keadaan. Bahkan sampai menyalahkan Tuhan.
Lama-lama orang itu bisa menerima kenyataan. Kadang sudah terlambat.
Kian cepat seseorang bisa menerima kenyataan kian cepat pula bisa berpikir jernih: memikirkan apa yang harus dilakukan.
BACA JUGA:Medali Debat Oleh: Dahlan Iskan
Lia sangat cepat mulai berpikir jernih. Dia memang wanita yang cerdas. Berpikir cepat. Bertindak cepat. Pun saat membantu orang lain. Jaringannya juga luas. Di New York dia sering diundang wali kota untuk berbagai urusan.
Kini dia harus menangani bukan orang lain. Dia harus menangani suami sendiri: James F. Sundah.
Akhirnya saya lega: Lia berhasil menemukan rumah sakit yang tepat untuk sang suami: RS Mt. Sinai. Terkenal sekali. James pun segera dikirim ke sana.
Dari cara Lia mencari dokter, mencari rumah sakit, mencari obat, dan melakukan pemeriksaan terhadap semua obat yang harus diminum James, saya berkesimpulan: Lia bisa menjadi manajer James yang andal. Istri menjadi manajer untuk suami.
Orang sakit tidak hanya perlu perawat. Orang sakit lebih perlu seorang manajer pasien.