Drama Pilkada Serentak 2024: Kotak Kosong Menang di Dua Daerah, Sengketa Masih Berlanjut

Doc/Foto/Ist--
REL,BACAKORAN.CO – Sejarah baru tercipta dalam sistem demokrasi Indonesia dengan digelarnya Pilkada serentak di 545 daerah pada 27 November 2024.
Namun, dua daerah, yakni Kabupaten Bangka dan Kota Pangkal Pinang, mengalami kemenangan kotak kosong. Akibatnya, pemungutan suara ulang akan digelar pada September 2025.
BACA JUGA:4 Rekomendasi Wisata di Sleman: Menikmati Pesona Alam dan Budaya Yogyakarta Sleman
Pengecualian di Daerah Khusus
Tidak semua daerah melaksanakan Pilkada. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tidak menggelar pemilihan gubernur karena jabatan tersebut telah ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Keistimewaan DIY, yang menyatakan bahwa Gubernur DIY adalah Sri Sultan Hamengkubuwono dan Wakil Gubernur DIY adalah Paku Alam.
Sementara itu, di DKI Jakarta, Pilkada hanya digelar untuk posisi Gubernur dan Wakil Gubernur.
Jabatan lima wali kota dan Bupati Kepulauan Seribu tetap ditunjuk oleh Gubernur.
Sengketa dan Keputusan Mahkamah Konstitusi
Dari total 545 daerah yang menyelenggarakan Pilkada, Mahkamah Konstitusi (MK) menerima 543 gugatan.
Sebanyak 40 daerah lanjut ke tahap pembuktian, yang hasilnya akan diumumkan pada 24 Februari 2025.
Dari jumlah tersebut, 209 daerah telah mendapatkan penetapan dari KPU setelah sengketa mereka ditolak MK.
Pelantikan Kepala Daerah
Pelantikan kepala daerah terpilih telah berlangsung bertahap. Di Aceh, pelantikan dilakukan pada 12 Februari 2025 sesuai dengan Undang-Undang Pemerintahan Aceh Nomor 11 Tahun 2006.