Nilai Tukar Rupiah Menguat, Dipengaruhi Data Ekonomi AS yang Melemah

--
REL,BACAKORAN.CO – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan pada perdagangan Rabu pagi (26/2).
Penguatan ini terjadi seiring dengan pelemahan dolar AS yang dipicu oleh penurunan imbal hasil obligasi AS jangka pendek, setelah rilis data ekonomi yang tidak sesuai ekspektasi pasar.
BACA JUGA:Revolusi Jam Kerja ASN Kemenag: Fleksibilitas Kerja Demi Efisiensi dan Produktivitas
Rupiah Menguat di Tengah Pelemahan Dolar AS
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.07 WIB di pasar spot exchange, rupiah menguat 6 poin (0,04%) ke posisi Rp 16.365 per dolar AS.
Pada perdagangan sebelumnya, Selasa (25/2), rupiah sempat menguat 34,5 poin hingga mencapai Rp 16.278 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS mengalami pelemahan, turun 0,02 poin menjadi 106,2. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun 31 basis poin ke level 4,32%, yang turut menekan performa dolar AS di pasar global.
Menurut laporan Reuters, pelemahan dolar AS semakin mendekati titik terendah dalam 11 minggu terakhir terhadap sejumlah mata uang utama.
Hal ini terjadi akibat data ekonomi AS yang mengecewakan, yang memicu spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan lebih cepat memangkas suku bunga pada tahun ini.
BACA JUGA:BURUAN DAFTAR! Rekrutmen Bersama BUMN 2025 Segera Dibuka, Cek Syaratnya di Sini!
Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed Meningkat
Kepala Ekonomi Pasar di National Australia Bank, Tapas Strickland, menyebutkan bahwa data ekonomi AS yang lebih lemah dari perkiraan telah menggoyahkan narasi "keunggulan ekonomi AS" yang selama ini menopang dolar.
"Ketidakpastian kebijakan perdagangan mulai berdampak pada sentimen pasar, melemahkan mata uang berbasis komoditas dan memperkuat mata uang safe-haven seperti yen," ujar Strickland.
Pasar kini semakin yakin bahwa The Fed akan memangkas suku bunga dua kali pada 2025, dengan pemangkasan pertama diperkirakan terjadi pada Juli mendatang.