Targetkan 17 Ribu Pengunjung Baru

SAMPAI: Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang, Sulaiman Amin menyampaikan bahwa Palembang dipercaya sebagai kota pembuka untuk pameran prangko bertema “Pendiri Bangsa” yang digagas oleh Kementerian Kebudayaan RI, Jum’at (17/10/2025). Foto: Istimewa--
REL, Palembang – Di tengah gempuran digitalisasi, Pemerintah Kota Palembang mengambil langkah unik untuk menumbuhkan kembali kecintaan masyarakat terhadap sejarah dan identitas lokal. Melalui Pameran Prangko Para Pendiri Bangsa dan Jumpa Museum 2025, Pemkot Palembang bertekad menjadikan museum sebagai ruang edukasi sejarah yang interaktif dan rekreatif.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang, Sulaiman Amin, Jumat (17/10/2025), mengumumkan Palembang dipercaya sebagai kota pembuka untuk pameran prangko bertema “Pendiri Bangsa” yang digagas oleh Kementerian Kebudayaan RI.
“Ini pertama kalinya pameran prangko bertema Pendiri Bangsa digelar di Indonesia, dan Palembang menjadi kota pembuka. Kami akan menampilkan 80 koleksi prangko bergambar para pendiri negara, lengkap dengan narasi perjuangan mereka,” jelas Sulaiman dengan bangga.
Kegiatan akbar ini akan berlangsung selama lima hari, mulai 20 hingga 24 Oktober 2025, di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II), ikon kebudayaan tertua di tepi Sungai Musi.
Pameran prangko akan dibuka langsung oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon. Koleksi langka dari berbagai periode kemerdekaan, mulai dari figur nasional seperti Soekarno dan Mohammad Hatta, hingga pejuang daerah asal Sumatera Selatan seperti SMB II dan Mayjen dr. AK Gani, akan dipajang. Setiap prangko bukan sekadar pajangan visual, melainkan lembaran kecil yang menyimpan kisah besar perjuangan bangsa.
Selain prangko, acara ini dirangkai dengan pameran pusaka Sriwijaya hasil kolaborasi dengan Komunitas Pusaka Sriwijaya, yang menampilkan artefak dan replika peninggalan era klasik Sriwijaya.
Momen ini juga akan dimanfaatkan Menteri Fadli Zon untuk mengukuhkan pengurus Pecinta Filateli Indonesia (PFI) Sumsel, sekaligus mendorong filateli sebagai bagian dari literasi sejarah yang edukatif.
Tak hanya pameran statis, dua hari pertama (20–21 Oktober) akan diramaikan dengan program “Jumpa Museum” dalam format festival budaya. Acara ini akan menampilkan pertunjukan khas daerah seperti tari Batanghari Sembilan, pembacaan karya sastra Palembang, hingga vokal solo tradisional.
BACA JUGA:Bunda Literasi Hj Fatimah Toha Ajak Anak Muba Jaga Senyum Sehat
Target utama kegiatan ini adalah pelajar SD, SMP, dan SMA. “Kami ingin museum tidak lagi dianggap tempat penyimpanan benda tua, tapi menjadi ruang edukatif dan rekreatif. Melalui event ini, kami berharap masyarakat Palembang makin mencintai sejarah dan budayanya sendiri,” ujar Sulaiman.
Menurut data Dinas Kebudayaan Kota Palembang, hingga Oktober 2025, kunjungan ke Museum SMB II baru mencapai 12.500 orang, dengan retribusi Rp58 juta dari target Rp80 juta.
Dengan adanya dua event besar ini, Pemkot menargetkan tambahan sekitar 17.000 pengunjung baru hingga akhir tahun. Harga tiket masuk pun dibuat sangat terjangkau: Rp2.000 untuk anak-anak, Rp5.000 untuk dewasa, dan Rp20.000 untuk wisatawan mancanegara.
Sebagai langkah lanjutan, Dinas Kebudayaan tengah menyiapkan studio dan ruang imersif 5 dimensi yang akan menayangkan film sejarah Sriwijaya dan Kesultanan Palembang Darussalam. Teknologi efek cahaya, suara, dan getaran ini diharapkan mampu menarik minat generasi muda yang terbiasa dengan format visual modern, memberikan pengalaman seolah berada langsung di masa lampau.