Diluar Nalar, di Suku Polahi Ibu dan Anak Kandung Boleh Berhubungan Badan! Simak Ini Penjelasanya

Suku pendalaman : Documen Rel--

Yang lebih mengejutkan, meskipun pernikahan sedarah sering kali dikaitkan dengan kelahiran anak-anak yang cacat, namun di suku Polahi tidak terdapat cacat anak-anak dari pernikahan sedarah tersebut. 

Anak-anak yang lahir dari pernikahan sedarah di suku Polahi justru normal dan sehat. Fenomena ini menjadi misteri yang belum terpecahkan di suku Polahi.

Meskipun suku Polahi telah mendapat pengaruh dari luar dan kehidupan mereka yang lebih modern, tradisi pernikahan sedarah masih sering ditemui. 

BACA JUGA:Utang Amerika Serikat Membengkak, Fed dan Para Ahli Serukan Tindakan Cepat

Suku Polahi adalah suku terasing yang hidup di hutan pedalaman Gorontalo. Menurut cerita yang beredar, suku Polahi adalah masyarakat pengungsi pada masa penjajahan Belanda yang menjadikan hutan sebagai tempat tinggal mereka untuk menghindari penjajahan. 

Sejak abad ke-17, suku Polahi hidup di daerah Boliyohuto, Paguyaman, dan Suwawa di Provinsi Gorontalo.

Ketika Indonesia merdeka, sebagian keturunan suku Polahi masih tetap tinggal di hutan. Sikap anti penjajah dari masa lampau terus diwariskan secara turun-temurun, sehingga orang di luar suku Polahi dianggap sebagai penindas dan penjajah. 

BACA JUGA:Ini Salah-satu Tempat Makan Favorite di Empat Lawang, Apakah Itu?

Hal ini membuat suku Polahi harus beradaptasi dengan kehidupan di hutan. Meskipun ada perubahan yang terjadi, tradisi pernikahan sedarah yang unik tetap menjadi bagian dari identitas suku Polahi.

Dengan cerita ini, kita dapat melihat keunikan suku bangsa dan keunikan tradisi yang ada di Indonesia. 

Suku Polahi menghadirkan gambaran yang unik tentang kehidupan dan nilai-nilai mereka yang berbeda dari budaya lainnya.

Suku Polahi, dengan tradisi pernikahan sedarahnya yang konsisten, merupakan sebuah masyarakat yang terasing dan terpelihara di dalam hutan pedalaman Gorontalo. 

BACA JUGA:Festival Serapungan Meriahkan Hari Jadi Ke-17 Empat Lawang: DPRD Juara dengan Rakit Hias Burung Merak.

Meskipun telah mengalami perubahan dalam hidup mereka ke arah yang lebih modern, suku Polahi tetap mempertahankan warisan budaya mereka yang unik. 

Keunikan ini menjadi bagian dari identitas mereka sebagai suku yang pernah menjadi pengungsi dari penjajahan Belanda dan hidup dalam keterasingan di tengah hutan. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan