Juri Oat

Foto: Ilustrasi oatmeal-- --
"Biasanya langsung setelah wawancara. Mungkin nanti sore".
"Kenapa kelihatan sedih?"
"Saya tidak bisa menemani Anda. Tiap hari saya harus ke pengadilan. Biasanya sepanjang hari."
"Seandainya saya tidak di sini apakah ditunjuk jadi juri itu senang?"
"Biasa saja. Tidak senang tidak juga sedih. Saya kan sudah tidak bekerja lagi."
"Saya ikut. Ingin tahu."
"Mungkin tidak boleh ikut masuk."
"Gak apa-apa. Di luar saja juga gak masalah".
BACA JUGA:Perhatikan Imbauan PPIH Arab Saudi!
BACA JUGA:Dilarang Camping Dekat Kawah Merapi
Saya pun bergegas bikin oatmeal. Yang quick cook. Bukan yang instan. Tiga sendok. Pakai tepak tanpa tutup. Saya tuangi susu yang cukup. Tidak pakai tambahan air. Hanya itu.
Tepak saya masukkan microwave. Pertama 30 detik. Lalu 30 detik lagi. Tidak langsung satu menit agar didihnya tidak sampai tumpah.
Saya ambil juga tomat. Tiga buah. Saya masukkan tepak bertutup. Dimasukkan microwave satu menit. Kalau tepak tidak ditutup ledakan tomatnya bikin microwave kotor. Itulah yang terjadi di hari pertama. Letusan tomat ke mana-mana.
Di Surabaya tomat itu dikukus oleh istri. Di Lawrence harus masak sendiri.
Saya sudah akrab dengan sistem dapur Amerika. Pun di mana saja alat-alat dapurnya diletakkan: piring, sendok, wajan tevlon, sotil, entong. Susunannya rapi. Tetap di situ. Sejak di rumah John yang di Evanville, Indiana, di rumah Hays maupun di Lawrence ini.