Bukit Sulap Menjadi Sorotan Komisi IV DPR RI

SAMBUT: Penjabat Wali Kota Lubuklinggau, H Trisko Defriyansa, menyambut kunjungan kerja anggota Komisi IV DPR RI dalam rangka Reses Masa Persidangan II tahun 2023-2024. Foto: dok/ist--

REL, Lubuklinggau - Penjabat Wali Kota Lubuklinggau, H Trisko Defriyansa, menyambut kunjungan kerja anggota Komisi IV DPR RI dalam rangka Reses Masa Persidangan II tahun 2023-2024. Kunjungan ini dilakukan di destinasi wisata Bukit Sulap, Kelurahan Ulak Surung, Lubuklinggau Utara II, pada Rabu (6/12/2023).

H Trisko Defriyansa menyampaikan selamat datang kepada Ketua Komisi IV DPR RI beserta anggota di Bumi Sebiduk Semare. Dia memaparkan, Kota Lubuklinggau memiliki luas 367,726 km2 dengan delapan kecamatan, 72 kelurahan, dan 513 RT. 

Saat ini, mereka berada di kawasan destinasi wisata Bukit Sulap dengan luas 40.150 hektar dan ketinggian 200 meter di atas permukaan laut. Bukit Sulap masuk dalam kawasan hutan lindung Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

Trisko juga menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atas izin untuk mendirikan destinasi wisata Bukit Sulap. Dia mengungkapkan bahwa Bukit Sulap pernah menjadi tuan rumah event tingkat internasional, seperti downhill championship tingkat Asia Pasifik.

BACA JUGA:Keluarga Dicky Mohon Keadilan

Bukit Sulap rencananya akan diusulkan sebagai tempat wisata paralayang, mengingat lokasinya yang cocok untuk olahraga tersebut. Di samping itu, inclinator di tempat ini merupakan yang terpanjang di Indonesia dan masuk dalam rekor MURI.

Wakil Ketua Komisi IV DPR, Ir Budhy Setiawan, MSi, mengucapkan terima kasih atas sambutan luar biasa dari Pj Wali Kota dan pihak Pemkot Lubuklinggau. 

Dia menyoroti potensi luar biasa dari destinasi wisata Bukit Sulap, namun juga menekankan perlunya peningkatan sarana dan prasarana dengan dukungan dari semua elemen.

"Kami sangat mendukung pengembangan Bukit Sulap menjadi destinasi wisata unggulan. Agar aset wisata ini tetap eksis, pemerintah daerah harus melakukan terobosan dan inovasi sehingga semakin banyak orang berkunjung ke sini," ujar Budhy Setiawan.

Direktur PT Linggau Bisa, H Eddy Syahputra, menambahkan bahwa Bukit Sulap, sebelum menjadi destinasi wisata, merupakan kawasan hutan lindung TNKS dan digunakan sebagai tempat penambangan batu. Keberadaan inclinator di Bukit Sulap dianggap sebagai terobosan yang menjadikan tempat ini sebagai salah satu destinasi unggulan di Kota Lubuklinggau. (*)

Tag
Share