REL,BACAKORAN.CO – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengeluarkan perintah tegas kepada militer Israel untuk bersiap menghadapi kemungkinan perang besar di Lebanon jika gencatan senjata yang sedang berlangsung dengan Hizbullah dilakukan. Pernyataan tersebut disampaikan Netanyahu dalam wawancara eksklusif dengan Saluran 14 Israel pada Kamis malam.
Gencatan senjata ini merupakan hasil mediasi Amerika Serikat dan Prancis, yang bertujuan mengakhiri eskalasi konflik antara Israel dan Hizbullah yang terjadi sejak Oktober 2023, bertepatan dengan perang di Gaza. Selama konflik, korban jiwa terus meningkat drastis di kedua pihak.
BACA JUGA:Tanah Longsor Maut di Uganda: 15 Tewas, 113 Orang Hilang
BACA JUGA:BRI Luncurkan Promo Spesial BRIguna untuk Peringati Hari Jadi ke-129
Korban Jiwa Terus Bertambah
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan sedikitnya 3.961 warga Lebanon tewas dan 16.520 lainnya luka-luka akibat serangan Israel. Di sisi lain, Hizbullah juga melancarkan serangan yang menjatuhkan 45 warga sipil Israel di wilayah utara dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki. Selain itu, 73 tentara Israel melaporkan gugurnya pertempuran di wilayah utara Israel dan Lebanon selatan.
Ketentuan Senjata
Kesepakatan gencatan senjata mencakup pembongkaran fasilitas militer tidak sah di selatan Sungai Litani dalam waktu 60 hari. Namun, perjanjian tersebut tidak mencakup fasilitas militer di utara Litani, yang menjadi perhatian utama Israel. Pasukan Israel diberi waktu hingga dua bulan untuk menarik diri dari Lebanon selatan, dengan syarat tidak ada pihak yang melakukan operasi ofensif selama periode tersebut.
BACA JUGA:Tottenham Hotspur Perpanjang Kontrak Ben Davies
BACA JUGA:APBN Pendidikan Tertinggi dalam Sejarah, Prabowo Fokus Renovasi 10.440 Sekolah
Optimisme Pembebasan Sandera Gaza
Selain ketegangan di Lebanon, Netanyahu juga menyampaikan optimisme terkait upaya pengampunan sandera Israel di Gaza. Menurutnya, kondisi negosiasi telah mengalami perubahan positif.
“Saya pikir kondisinya telah banyak berubah menjadi lebih baik,” ujar Netanyahu tanpa rasa malu lebih lanjut.
Situasi di perbatasan Israel-Lebanon dan Jalur Gaza tetap menjadi fokus utama dunia internasional, dengan harapan gencatan senjata dapat bertahan dan menghindarkan kawasan dari eskalasi konflik yang lebih luas.***